Bos BEI: Banyak Saham Bagus, Sayang Kalau Panik Dijual Tanpa Rasional

13 Maret 2020 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kondisi pasar saham saat ini memang tengah menghadapi tantangan. Baik dari pasar global yang belum stabil hingga virus corona yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok.
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, kondisi pasar yang relatif sulit ini tak hanya terjadi di Indonesia. Namun, juga terjadi di skala global. BEI pun telah menggelontorkan kebijakan-kebijakan agar pasar saham bisa terjaga serta para investor tak melakukan panic selling atau menjual saham-saham secara impulsif.
Maka dari itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi pun mewanti-wanti agar investor mesti berpikir rasional dan tak latah dalam menjual saham-saham yang dimiliki.
"Karena pada prinsipnya kalau dilihat mendalam banyak perusahaan yang baik di-collect, sayang di harga sekarang dijual makanya kita coba investor lebih rasional, jangan ikut panik jual tanpa pertimbangkan rasionalitas. Itu kita harapkan," kata Inarno dalam Ngobrol Santai Direksi BEI di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (13/3).
ADVERTISEMENT
Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD Nyoman Yetna Setia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Senada, Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna pun mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli saham-saham yang bagus. Sebab, harganya lagi murah.
Menurut data yang dihimpun BEI, hingga September 2019, ada sebanyak 79 persen perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa masih membukukan laba bersih. Jumlah tersebut, lebih tinggi dibanding bursa di kawasan regional Asia Tenggara, seperti Malaysia yang hanya sebesar 68 persen dan Singapura yang sebesar 64 persen.
Sehingga, menurutnya, Return of Equity (ROE) emiten di BEI lebih tinggi ketimbang dengan di bursa saham lain.
"Posisi per audited 31 Desember 2019 batas waktunya masih ada. Sampai saat ini dari data yang disampaikan ada 59 emiten yang sudah sampaikan laporan keuangan. Pertumbuhan net income year on year masih growth 4 persen dengan catatan masih tunggu perusahaan yang masih belum sampaikan laporan keuangan," kata Yetna di kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT