Bos BRI Ventures Beberkan Dampak IPO Bukalapak di Indonesia

22 Oktober 2021 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi PT Bukalapak.com Tbk yang sudah resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia disambut baik oleh Chief Executive Officer BRI Ventures, Nicko Widjaja. Adapun IPO Bukalapak dilakukan pada Jumat (6/8).
ADVERTISEMENT
Pencatatan saham Bukalapak menorehkan rekor sebagai unicorn pertama yang masuk bursa saham Indonesia dan bahkan perdana di bursa kawasan Asia tenggara.
Nicko menganggap langkah Bukalapak bukan perkara gampang karena menjadi yang pertama. Ia merasa IPO tersebut bisa mendorong startup lain mengikuti jejak Bukalapak.
“Terus terang itu salut buat Bukalapak, berani banget berani loh kan belum tahu bagaimana itu dan itu pendobrak. Gini, menjadi pemula itu enggak mudah dan pasti berat,” kata Nicko dalam program The CEO kumparan.
Dalam aksi korporasi Bukalapak, keseluruhan saham yang dilepas adalah sebanyak 25.765.504.800 lembar saham dengan nilai Rp 50 per saham. Harga penawaran saham perdana ditetapkan sebesar Rp 850 per saham.
Nicko mendorong startup lain bisa mengikuti langkah Bukalapak untuk memilih IPO di Indonesia saja dibandingkan di negara lain seperti Singapura.
ADVERTISEMENT
Nicko tidak menampik Bukalapak yang memilih IPO di BEI membuka peta persaingan baru antara Indonesia dan Singapura. Ia mengungkapkan saat ini bursa Indonesia dan Singapura bersaing memberikan kemudahan dan insentif untuk memperebutkan startup yang mau IPO.
“Selama ini kita kalah Singapura karena mereka ngasih insentif,” ungkap Nicko.
Nicko merasa Singapura tentu merasa terganggu saat Bukalapak memilih IPO di Indonesia. Artinya, bursa di Indonesia juga sudah siap bersaing. “(Ketika Bukalapak IPO di Indonesia, Singapura gerah juga?) Iya paniklah,” ujar Nicko.
Modal atau uang memang banyak di Singapura. Namun, kata Nicko, belakangan ini demand atau market di Indonesia bagus dengan size yang besar. Kondisi demokrasi di Indonesia juga menjadi pertimbangan startup untuk IPO di dalam negeri seperti yang dilakukan Bukalapak.
ADVERTISEMENT
Persaingan bursa Indonesia dengan Singapura bisa semakin terasa kalau seandainya Grab mau IPO di Indonesia. Nicko menganggap kondisi tersebut tentu tidak mudah.
“Ini akan bergantung siapa yang menjadi the top di ASEAN,“ tutur Nicko.