Bos BRI Ventures Bicara soal Startup Bakar Duit: Harus Jelas Tujuannya

22 Oktober 2021 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bakar duit sudah bukan istilah yang asing lagi di telinga. Aktivitas tersebut sering terdengar seiring mulai banyaknya perkembangan startup khususnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya, startup memang identik dengan bakar uang atau mengeluarkan biaya besar untuk menggaet konsumen. Perusahaan rintisan bakar duit mulai dengan promo atau diskon hingga gratisan.
Harapannya tentu semakin banyak masyarakat tertarik dengan produk, layanan atau jasa yang ditawarkan. Dari ketertarikan tersebut membuat masyarakat terbiasa menggunakan layanan startup tersebut.
Lantas, apakah praktik bakar duit itu tidak dipermasalahkan oleh para pemodal?
Chief Executive Officer BRI Ventures, Nicko Widjaja, mengakui bakar duit memang masih harus dilakukan para pelaku perusahaan rintisan. Bisa saja bakar duit memang ampuh dalam meningkatkan kinerja startup nantinya.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada startup yang tidak bakar uang tetapi kinerjanya masih baik-baik saja. Sehingga semua bergantung langkah perusahaan yang dianggap sesuai.
ADVERTISEMENT
“Yang salah adalah ketika dia nggak pernah bakar mau bakar, yang pernah bakar stop bakar,” kata Nicko dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (6/10).
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Nicko mengatakan diperlukan pertimbangan yang matang untuk memutuskan bakar atau tidak bakar duit. Jangan sampai asal mengambil salah satu langkah tersebut tetapi tidak ada perhitungan matang khususnya dari sisi bisnis.
“(Istilah bakar duit tidak apa-apa targetnya jelas? Iya. Bakar uang itu harus dalam startup kalau enggak ya,” ujar Nicko.
Meski bakar duit untuk startup wajar dilakukan, Nicko menegaskan tidak bisa semua modal dihambur-hamburkan. Ada batasan-batasan yang harus ditetapkan. Batasan tersebut tidak bisa langsung ditentukan dari segi waktunya.
“(Batasan bakar duit) Ketika bakar-bakar itu tidak efisien. Enaknya di digital ekonomi itu semua kelihatan,” ungkap Nicko.
ADVERTISEMENT
Nicko mengatakan cost dari bakar duit harus dilihat dampaknya ke perusahaan. Kalau memang belum berimbas positif, tentu ada yang salah dari kebijakan yang diambil.
Apalagi, kata Nicko, kebijakan bakar duit tentu bakal berdampak besar ke berbagai hal di perusahaan. Ia mencontohkan apa yang dilakukan SpaceX.
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja. Foto: BRI
“Mau bikin SpaceX itu bakarnya lebih gila diawal-awal. NASA enggak mungkin ambil risiko itu karena ketika NASA mengambil risiko itu akan bertentangan oleh dewan,” ujar Nicko.
Langkah bakar duit yang dilakukan bisa saja dicurigai terkait pemilik proyek tertentu hingga potensi atau dugaan korupsi. Nicko merasa kecurigaan-kecurigaan dalam membakar duit membuat langkah bisa terkendala. Apalagi kalau tidak ada persetujuan semua pihak.
“Makanya di saving sebuah corporate, saving-nya sebuah badan, agency, gitu itu kan selalu akhirnya takut mencoba, ketika mereka mencoba salah, padahal maunya bener maksudnya,” ungkap Nicko.
ADVERTISEMENT