Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bos BRI Ventures Bocorkan Kriteria Startup yang Diincar Investor
22 Oktober 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, upaya membesarkan startup tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada persoalan yang harus dihadapi seperti sulitnya mendapatkan modal atau pendanaan dari investor.
Chief Executive Officer BRI Ventures, Nicko Widjaja , mengungkapkan investor tidak asal-asalan dalam menggelontorkan dana ke startup. Harus ada kepastian kalau startup yang diincar sudah jalan dengan baik.
“Kita tentunya mencari model yang pernah dilakukan dan itu jalan,” kata Nicko dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (6/10).
Kegiatan usaha yang dijalankan BRI Ventures utamanya berfokus pada penyertaan modal kepada perusahaan atau orang perseorangan dalam tahap rintisan awal atau startup baik di Indonesia maupun Regional.
ADVERTISEMENT
Nicko menjelaskan para investor juga harus mengatur risiko dengan baik. Sehingga perusahaan yang sudah terlihat kinerjanya lebih memungkinkan untuk dilirik.
Selain itu, Nicko mengatakan gelontoran dana ke startup bisa juga dikucurkan ke perusahaan rintisan yang dianggap latar belakang atau tujuannya sesuai dengan keinginan investor.
Nicko menuturkan para investor akan mempertimbangkan segala risiko secara matang, sehingga tidak semua startup yang sudah bagus juga dapat garansi dana dari investor .
“Begini enggak selalu juga (startup bagus langsung dapat modal). Ada beberapa founder yang sangat sulit mencari dana di awal, atau memang belum matang saja,” ujar Nicko.
Meski begitu, Nicko mengakui saat ini pencarian modal dari investor tidak sesulit di awal kemunculan startup di Indonesia. Ia merasa kondisi tersebut tergambar dari cerita di awal startup seperti Tokopedia yang tidak gampang mencari investor saat itu.
ADVERTISEMENT
“Kita bicara itu di saat startup belum tumbuh dan dana itu belum ada (saat Tokopedia). Itu beda. Kita bicara sekarang. Dulu beda banget. Beda waktu zaman Tokopedia 2009. Beda kondisi, beda situasi, beda zaman,” tutur Nicko.