Bos Freeport Richard Adkerson Temui Jokowi, Bahas Tunda Setop Ekspor Tembaga?

12 April 2023 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO PT Freeport Richard Adkerson, saat konferesi pers terkait penandatangan pokok-pokok kesepakatan divestasi saham PT. Freeport Indonesia. Foto: Helmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO PT Freeport Richard Adkerson, saat konferesi pers terkait penandatangan pokok-pokok kesepakatan divestasi saham PT. Freeport Indonesia. Foto: Helmi/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson, temui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/4). Dia datang bersama Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas.
ADVERTISEMENT
Sowan kedua bos Freeport terjadi di tengah rencana pemerintah menyetop ekspor tembaga Juni 2023.
Usai bertemu Jokowi, Tony Wenas hanya menjawab kedatangannya bersama Richard yang dari AS itu untuk silaturahmi dengan Jokowi. Dia mengeklaim tak membahas soal keinginan Freeport agar setop ekspor tembaga ditunda.
"Mumpun dia (Richard) di sini, silaturahmi. Itu kita enggak bahas itu (setop larangan ekspor tembaga), nanti dulu deh," katanya.
Selain silaturahmi, kata dia, beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan itu soal perkembangan mengenai produksi pertambangan dan pembanguan smelter Freeport di Manyar, Gresik.
"Smelter rencananya Mei mulai start dan akan run up sampai 2024," katanya.
Presiden Joko Widodo didampingi Presiden PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengunjungi Freeport. Foto: Dok: Biro Pers Media Presiden
Sebelumnya, Tony Wenas pernah menjelaskan jika larangan ekspor tersebut efektif berlaku, pemerintah berpotensi kehilangan penerimaan, termasuk dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Seperti diketahui, di perusahaan tambang tembaga terbesar di Indonesia itu, pemerintah menggenggam 51 persen saham PTFI melalui induk holding BUMN tambang, MIND ID.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data PTFI, selama 2022 penerimaan negara dari PTFI yang meliputi pajak, dividen, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai USD 3,32 miliar atau sekitar Rp 49,5 triliun (kurs Rp 14.912 per dolar AS). Sementara di 2023 ini penerimaan negara dari PTFI diperkirakan USD 3,76 miliar atau sekitar Rp 56 triliun.
"Kerugiannya Rp 55 triliun buat pemerintah, belum termasuk masyarakat sini [Timika dan Papua] yang kemudian kehilangan sekitar Rp 1,5 triliun per tahun. Belum termasuk daerah yang kehilangan Rp 8,5 triliun," ujar Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat diskusi dengan media di hotel Rimba Papua, Timika, Jumat (7/4) malam.