Bos Garuda Minta Maaf Tutup Rute Penerbangan yang Tidak Menguntungkan

26 September 2022 11:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Irfan Setiaputra meminta maaf karena tidak akan melayani lagi rute penerbangan yang tak menguntungkan. Penutupan rute ini bagian dari restrukturisasi keuangan dan bisnis yang tengah dibenahi perusahaan agar sehat kembali.
ADVERTISEMENT
Pengurangan rute ini juga diikuti dengan penurunan jumlah pesawat Garuda Indonesia dari semula 136 unit menjadi 81 unit. Hal yang sama juga dilakukan di anak usaha yaitu Citilink dari 60 pesawat menjadi 58 pesawat.
"Setelah memotong masa lalu, kita juga ada negosiasi biaya ke depannya bahwa perusahaan ini harus bisa menghasilkan keuntungan. Caranya jumlah pesawat di-adjust dan rute yang diterbangkan harus selektif. Garuda ke depan tidak akan melayani rute yang tidak menguntungkan," kata Irfan dalam rapat dengan Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR yang ditayangkan virtual, Senin (25/9).
Berdasarkan paparan Irfan, per 2019, Garuda Indonesia memiliki 172 rute yang terdiri dari 133 rute domestik dan 39 rute internasional. Rute-rute ini akan terus dikurangi dengan rincian 2022 menjadi 96 rute (65 domestik dan 31 internasional) dan 2023 jadi 72 rute (52 domestik, 20 internasional). Sementara mulai 2024 hingga 2026, jadi 74 rute (55 rute domestik dan 19 rute internasional).
ADVERTISEMENT
Sementara Citilink, per 2019 ada 116 rute penerbangan (105 domestik dan 11 internasional) yang juga akan dikurangi bertahap, meski jumlahnya akan lebih banyak dari Garuda Indonesia.
Pada 2022 rute Citilink dikurangi menjadi 94 rute yang seluruhnya rute domestik, 2023 menjadi 84 rute (83 domestik dan 1 internasional), 2024 menjadi 88 rute (84 domestik dan 4 internasional), 2025 jadi 95 rute (90 domestik dan 5 internasional), dan 2026 jadi 99 rute (94 domestik dan 5 internasional).
Pesawat Garuda Indonesia Boeing 373-800 NG dengan desain masker baru sebagai bagian dari kampanye penggunaan masker di tengah pandemi COVID-19. Foto: ADEK BERRY/AFP
"Jadi kita hanya akan maintenance di kisaran 70-an rute (Garuda Indonesia) sembari kita akan monitor satu demi satu. Kami mohon maaf kalau tidak layani rute konstituen bapak dan ibu sekalian. Nanti akan dilayani Citilink seperti rute ke Gunung Sitoli akan ditangani Citilink," kata Irfan kepada anggota Komisi XI yang hadir.
ADVERTISEMENT
Secara prinsip, Irfan menegaskan sebagai maskapai nasional, perusahaan harus selalu bisa untung. Karena itu, dia tidak ingin kejadian pengurusan di masa lalu terjadi lagi. Menurutnya perlu ada re-definisi dari Garuda Indonesia sebagai maskapai kebanggaan nasional.
"Maskapai kebanggaan nasional itu menurut kami tidak perlu dan tidak boleh terbang ke mana-mana, punya pesawat segala macam jenis, dan memenangkan award segala macam, tapi enggak untung, kemudian ke DPR untuk minta pinjaman atau injeksi agar bisa beli pesawat macam-macam dan terbang ke mana-mana, termasuk ganti seragam pramugarinya. Ujungnya, datang lagi ke sini. Menurut kami maskapai kebanggaan nasional adalah maskapai yang untung," ujar Irfan.