Bos Krakatau Steel Silmy Karim Jadi Ketua Asosiasi Industri Besi & Baja se-ASEAN

23 Mei 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Silmy Karim terpilih menjadi Ketua SEAISI (South East Asia Iron & Steel Institute), sebuah organisasi produsen besi dan baja se-Asia Tenggara (ASEAN). Anggotanya terdiri Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Filipina.
ADVERTISEMENT
SEAISI yang didirikan pada 1971 juga pernah diketuai oleh Direktur Utama Krakatau Steel Tungki Ariwibowo pada periode 1978-1980. Saat itu Tungki juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Pembangunan VI.
Silmy menjelaskan, SEAISI berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh para produsen baja di Asia Tenggara. Industri besi dan baja di Asia Tenggara telah menjadi katalis aktvitas ekonomi bagi negara-negara di kawasan tersebut.
"SEAISI juga telah menjadi pusat data dan informasi yang berkaitan dengan aturan industri, kebijakan, dan ekonomi yang berguna bagi pengembangan industri baja di Asia Tenggara selanjutnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (23/5).
Peresmian beroperasinya Pabrik Hot Strip Mill 2 milik Krakatau Steel di Cilegon, Banten, Selasa (18/5). Foto: Krakatau Steel
Mantan Dirut Pindah ini menyebut ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama SEAISI. Pertama adalah peningkatkan utilisasi kapasitas produksi baja di Asia Tenggara dalam tingkat ekonomis untuk jangka panjang. Kedua, meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri baja di Asia Tenggara, mengakselerasi investasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia.
ADVERTISEMENT
“Semua hal tersebut nantinya akan menguatkan negara-negara anggota SEAISI dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kami juga terus berupaya memperjuangkan kebijakan-kebijakan untuk menghadapi gempuran baja-baja impor yang datang dari luar Asia Tenggara,” lanjut Silmy.
SEAISI mendorong negara-negara anggotanya untuk mengaplikasikan teknologi baru dalam bidang konstruksi baja, pengembangan digitalisasi pada industri baja, serta meningkatkan awareness terhadap kelestarian lingkungan. Caranya dengan menerapkan green industry yang diaplikasikan pada industri baja yang saat ini mulai gencar dilakukan di negara-negara Eropa dan Jepang.
“SEAISI turut mendukung proses pemulihan industri baja pasca pandemi COVID-19 di negara-negara Asia Tenggara serta terus memberikan kontribusinya untuk kemajuan industri baja di Asia Tenggara,” tutup Silmy.