Bos McD Akui Pasar di Timur Tengah Terdampak Aksi Boikot Produk Pro Israel

6 Januari 2024 11:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
McDonald's. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
McDonald's. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
CEO McDonald's (MCD.N) atau McD, Chris Kempczinski, mengakui adanya dampak yang besar dari aksi boikot produk pro Israel terhadap gerai waralabanya di Timur Tengah. Boikot dilakukan di tengah memanasnya konflik Israel-Palestina.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Kempczinski mengatakan ada misinformasi yang beredar dan menjadi asal usul boikot tersebut.
Pada Oktober 2023 lalu, McD Israel mengunggah informasi di akun media sosialnya tentang pemberian ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel.
Beberapa pemilik waralaba McD di berbagai negara muslim menolak berafiliasi dan berpandangan politik yang sama dengan McD Israel, termasuk Indonesia.
Namun, aksi boikot tetap berjalan, seperti di Mesir dan Yordania. Hal ini kemudian menyebar ke negara di luar kawasan Arab termasuk Malaysia yang mayoritas penduduknya Muslim.
Pada tahun fiskal 2022, perusahaan ini mewaralabakan dan mengoperasikan sekitar 40.275 restoran McDonald's di lebih dari 100 negara. Rantai makanan cepat saji ini melaporkan total pendapatan tahunan sebesar USD 23,18 miliar pada tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain McDonald's, jaringan restoran cepat saji besar di Barat termasuk seperti Starbucks (SBUX.O) juga telah terdampak boikot kampanye prpduk yang disinyalir pro terhadap genosida Israel.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat dunia memboikot atau McD usai perusahaan tersebut memberi makanan gratis kepada tentara dan warga Israel. Pemberian makanan itu di tengah memanasnya konflik Hamas-Israel di Jalur Gaza.
Mengutip News Week, Minggu (15/10), sejumlah pengguna X mengkritik waralaba itu. Salah satunya berisi kecaman karena McD ikut terlibat dalam konflik.
"McDonald's menyediakan makanan gratis kepada IDF, (pasukan militer Israel). Mari kita boikot McDonald's karena mendukung perusahaan yang terlibat dalam konflik adalah hal yang salah, terutama jika menyangkut hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah," cuit pengguna X.
ADVERTISEMENT
Adapun pada Kamis (12/10), McDonald's mengunggah tulisan di Instagram yang mengatakan bahwa mereka telah menyumbangkan puluhan ribu makanan ke Israel selama beberapa hari terakhir selama konflik yang sedang berlangsung.
"McDonald's menyumbangkan dan terus menyumbangkan puluhan ribu makanan kepada unit IDF, polisi, rumah sakit, penduduk di sekitar Jalur Gaza dan semua pasukan penyelamat. Kami terus menyumbangkan ribuan makanan setiap hari untuk pasukan kami di seluruh negeri. Selain diskon 50 persen untuk tentara dan pasukan keamanan yang datang ke cabang kami," isi unggahan Mcdonald's di Instagram.
Mereka menjelaskan dalam satu postingan bahwa telah membuka lima restoran dengan tujuan memberikan bantuan dan sumbangan kepada pasukan keamanan dan berencana untuk mengirimkan 4.000 makanan setiap hari.
ADVERTISEMENT