Bos Mitratel Bicara soal Kehadiran Starlink di Indonesia, Pengaruhi Kinerja?

30 Oktober 2023 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menara telekomunikasi Mitratel. Foto: Mitratel
zoom-in-whitePerbesar
Menara telekomunikasi Mitratel. Foto: Mitratel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel buka suara hadirnya perusahaan satelit milik Elon Musk, Starlink, di Indonesia. Di mana, operasional Starlink di Indonesia bekerja sama dengan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Telkomsat.
ADVERTISEMENT
Adapun, Mitratel juga merupakan anak usaha Telkom dengan kepimilikan saham mayoritas 71,84 persen. Apakah hal ini akan menjadi ancaman bisnis bagi Mitratel?
Direktur Bisnis Mitratel, Agus Winarno mengatakan, secara prinsip perusahaan terus mengamati bagaimana perkembangan Starlink di Indonesia.
“Kami mengamati terus perkembangan dari Starlink ini, bicara soal mengenai kemungkinan-kemungkinan akan menjadi teknologi yang mendisrupt itu selalu ada,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/10).
Jajaran Direksi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) saat media gathering di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (30/10). dok, Sinar/ kumparan.
Menurut Agus, jika melihat perjalanan teknologi satelit memang bukan industri yang baru bagi Mitratel. Apalagi, kolaborasi Starlink juga sama-sama dijalankan dengan Telkom Group.
Di mana, Telkom menjadi satu-satunya perusahaan di industri telekomunikasi yang berparnership dengan Elon Musk, Starlink.
“Untuk itu, kami terus melakukan di sisi pemanfaatan Starlink untuk transport, kalau di mobile ada beberapa hal ada satelit, radio, ada menggunakan fiber atau fiber optik, ini yang selama ini kita terapkan untuk kebutuhan transport,” kata Agus.
ADVERTISEMENT
Mitratel juga mengamati, ke depan apakah Starlink dan Telkomsat ini akan menjangkau business to business (B2B) atau business to customer (B2C). Sebab, kalau B2C, akan ada banyak perjalanan yang dilakukan keduanya karena perlu izin, data frekuensi, dan juga spektrum.
Ilustrasi satelit Starlink. Foto: Aleksandr Kukharskiy/Shutterstock
“Tapi setuju, kami industri tower yang menyediakan infrastruktur bagi salah satunya customer terbesarnya adalah operator mobile kami terus mewaspadai,” tutur Agus.
Adapun saat ini Telkom grup, berkolaborasi dengan Starlink melalui penyediaan connectivity transport melalui partnership B2B.
Adapun hak labuh satelit Starlink merupakan lisensi bagi Telkomsat untuk memberikan layanan pada jaringan perantara yang menghubungkan infrastruktur backbone telekomunikasi milik TelkomGroup dengan tower Base Transceiver Station/ tower WiFi/ perangkat distribusi akses melalui fiber optik.
ADVERTISEMENT
Layanan ini hanya ada dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup, bukan untuk layanan retail pelanggan akses internet secara langsung. Dengan telah diterimanya Hak Labuh Starlink tersebut, Telkomsat semakin siap mendukung program pemerataan pembangunan jaringan telekomunikasi broadband dalam rangka memperkecil kesenjangan layanan digital di seluruh wilayah Indonesia.