Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, memastikan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) akan melantai di bursa saham (initial public offering/IPO) bulan depan atau Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Nicke menuturkan, selain PGE, subholding upstream atau PT Pertamina Hulu Energi (PHE) juga akan menyusul IPO di semester I 2023. Hal tersebut sebagai upaya unlock value untuk meningkatkan kapitalisasi pasar.
"Sedang dalam proses mungkin yang pertama adalah PGE, Insyaallah kalau tidak ada halangan bulan depan, kemudian nanti akan dilanjutkan dengan yang PHE," ungkapnya saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa (31/1).
Dia menjelaskan, objektif atau tujuan dari IPO kedua perusahaan tersebut yaitu untuk mendapatkan dana atau modal murah dan untuk mendapatkan akses pasar yang lebih baik.
Selain itu, IPO PGE dan PHE juga bertujuan agar Pertamina menerapkan transparansi dalam pengelolaan keuangannya, sebagai salah satu upaya mengimplementasi praktik environment social and governance (ESG).
ADVERTISEMENT
"Untuk berapa (saham) yang akan dilempar ke pasar barangkali akan kami sampaikan dalam kesempatan lain setelah mendapat persetujuan pemegang saham, nanti kami sampaikan ke publik," pungkas Nicke.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menargetkan melalui IPO, PGE dapat mencapai target enterprise value atau nilai valuasi sebesar USD 100 miliar di tahun 2024. Dia memastikan IPO PGE dilakukan di kuartal I 2023.
"IPO tersebut akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas terpasang dalam lima tahun mendatang, kita harapkan PGE dapat melakukan peningkatan kapasitas terpasang sampai dengan 600 MW," ujar Pahala saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/12/2022).
Selanjutnya, anak usaha Pertamina lain yang akan IPO adalah PHE. Dia berkata, perusahaan produksi eksplorasi minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia berdasarkan total produksinya ini akan menggunakan dana IPO untuk merealisasikan rencana pertumbuhan produksi lima tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Nantinya, kata Pahala, PHE akan menawarkan 10-15 persen sahamnya di pasar modal. Hal ini dilakukan untuk mencapai target nilai valuasi yang sama dengan PGE sebesar USD 100 miliar.
"Total capex (belanja modal) untuk bisa mengembangkan di PHE USD 4-6 miliar atau Rp 60-90 triliun, ini total pendanaan yang besar kita harapkan bisa mengambil momentum harga minyak dan gas bumi dunia yang tinggi," jelas dia.