Bos Petronas Ogah Bangun Lagi SPBU di Indonesia

23 September 2022 17:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi bahan bakar minyak di SPBU Petronas, Sungai Buloh, Malaysia.  Foto: Aiman Khair/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi bahan bakar minyak di SPBU Petronas, Sungai Buloh, Malaysia. Foto: Aiman Khair/Shutterstock
ADVERTISEMENT
President dan Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik berkunjung ke kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat (23/9). Dalam kesempatan itu, dia menemui Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membahas kerja sama dan investasi migas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Datuk Taufik membeberkan rencana bisnis di hilir migas. Namun, dia mengelak jika bisnis hilir tersebut adalah membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Petronas yang hanya berlangsung 6 tahun sejak 2006.
"Sudah banyak (SPBU di Indonesia)," ujarnya sambil berkelakar, kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM, Jumat (23/9).
Dia menjelaskan maksudnya berkunjung ke kantor Kementerian ESDM yakni dalam rangka membahas kolaborasi, kerja sama, atau investasi untuk ketahanan energi nasional bersama SKK Migas dan perusahaan migas lokal lain.
"Apa-apa yang kami lakukan nanti kalau dengan izin SKK Migas kerja samanya dengan Pertamina dengan pengusaha lain untuk membangun security energy untuk Indonesia," jelas Datuk Taufik.
Datuk Taufik melanjutkan, potensi kerja sama tersebut akan menyasar kepada industri hulu hingga hilir migas di Indonesia. Khusus untuk sektor hilir migas, dia akan memfokuskan kepada bisnis chemical dan oli.
ADVERTISEMENT
"Sekarang karena ada peralihan tenaga dan melalui hiliran chemical ataupun hiliran lubrikan, masih ada ruang kami masuk Insya Allah," tutur dia.
President & Group CEO PETRONAS, Datuk Tengku Muhammad Taufik, saat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM di Jakarta Pusat, Jumat (23/9). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selain itu, dia juga menyebutkan bisnis energi nonkonvensional, selain migas yang berkarakteristik ramah lingkungan di Indonesia juga sangat menjanjikan, terutama energi geothermal atau panas bumi, serta tenaga surya (solar PV).
"Rasanya setiap negara menyahut jambaran untuk dekarbonisasi, di bawah pimpinan Pak Arifin juga sudah ada alat tujunya net zero emission di Indonesia 2060, jadi Insya Allah kami kerja sama," tandasnya.
Sebelumnya, perusahaan migas asal Malaysia, Petronas, berkiprah sangat singkat di bisnis SPBU di Indonesia. Pertama kali jualan bensin di Indonesia pada 2006, SPBU Petronas pertama dibuka di Cibubur, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Petronas merupakan perusahaan migas asing kedua setelah Shell, yang jualan bensin di Indonesia. Tapi bisnis bensin Petronas ini hanya berjalan 6 tahun saja. Pada 2012 Petronas pamit mundur dari bisnis SPBU di Indonesia, setelah sempat mengelola hingga 19 SPBU.
Kementerian ESDM menyebutkan, angka penjualan bensin Petronas terlalu kecil, sehingga bisnisnya tak memenuhi skala ekonomi. Dari jumlah SPBU milik Petronas itu, kemudian 9 di antaranya diambil alih Pertamina.