Bos Petronas Sebut Enggan Bikin SPBU Lagi di Indonesia, Ini Alasannya

25 September 2022 6:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
President & Group CEO PETRONAS, Datuk Tengku Muhammad Taufik, saat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM di Jakarta Pusat, Jumat (23/9).  Foto:  Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
President & Group CEO PETRONAS, Datuk Tengku Muhammad Taufik, saat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM di Jakarta Pusat, Jumat (23/9). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
President dan Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik sempat berkunjung ke kantor Kementerian ESDM, Jumat (23/9). Dalam pertemuan tersebut perusahaan migas asal Malaysia ini mengungkapkan enggan berbisnis SPBU lagi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui wartawan usai pertemuan, Datuk Taufik menyebut, pertemuan dengan ESDM itu setidaknya membahas sejumlah rencana kerja sama dan investasi di industri hulu dan hilir migas Indonesia.
Namun, saat disinggung mengenai bisnis SPBU, Datuk Taufik mengaku tak tertarik. "Sudah banyak (SPBU di Indonesia)," ujarnya sambil berkelakar, kepada wartawan di kantor Kementerian ESDM.
Dia menjelaskan maksudnya berkunjung ke kantor Kementerian ESDM yakni dalam rangka membahas kolaborasi, kerja sama, atau investasi untuk ketahanan energi nasional bersama SKK Migas dan perusahaan migas lokal lain.
"Apa-apa yang kami lakukan nanti kalau dengan izin SKK Migas kerja samanya dengan Pertamina dengan pengusaha lain untuk membangun security energy untuk Indonesia," jelas Datuk Taufik.
Ilustrasi SPBU Petronas. Foto: Bazuki Muhammad/Reuters
SPBU Petronas Hanya 6 Tahun di RI
ADVERTISEMENT
Pertama kali jualan bensin di Indonesia pada 2006, SPBU Petronas pertama dibuka di Cibubur, Jakarta Timur. Petronas merupakan perusahaan migas asing kedua setelah Shell, yang jualan bensin di Indonesia. Tapi bisnis bensin Petronas ini hanya berjalan 6 tahun saja. Pada 2012 Petronas pamit mundur dari bisnis SPBU di Indonesia, setelah sempat mengelola hingga 19 SPBU.
Kementerian ESDM menyebutkan, angka penjualan bensin Petronas terlalu kecil, sehingga bisnisnya tak memenuhi skala ekonomi. Dari jumlah SPBU milik Petronas itu, kemudian 9 di antaranya diambil alih Pertamina.
Selain Petronas, badan usaha lain yang hengkang dari bisnis SPBU di Tanah Air adalah Total dari Prancis.