Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Bos SMF Ungkap Alasan Minta Suntikan Dana Rp 1,89 T untuk Bangun 166 Ribu Rumah
1 Juli 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo menuturkan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun 166.000 unit rumah, sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan, per tahun 2023, backlog perumahan di Tanah Air mencapai 9,91 juta rumah tangga.
“Jadi PMN-nya yang diusulkan Rp 1,89 triliun itu sangat dibutuhkan untuk pembiayaan 166.000 unit rumah di tahun 2024,” jelas Ananta di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/7).
Ananta menjelaskan, SMF bertugas untuk menyediakan porsi pembiayaan sebesar 25 persen bagi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Realisasi penyaluran pembiayaan KPR FLPP SMF pada 2023 sebanyak Rp 21,64 triliun dengan 594.172 unit rumah. Sedangkan, sepanjang Januari hingga Mei 2024, SMF telah menyalurkan Rp 2,07 triliun dengan jumlah 51.308 unit rumah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Ananta menjelaskan, PMN yang didapat dari pemerintah akan digunakan untuk membiayai kredit KPR FLPP secara keseluruhan.
Meski demikian, menurut Ananta, untuk mengejar target pembangunan 166.000 rumah tahun ini, pihaknya membutuhkan dana Rp 7,02 triliun. Sehingga, akan ditutupi dengan penerbitan surat utang sebesar Rp 5,12 triliun.
"Skema alokasi PMN 2024 Rp 1,89 triliun di blending dengan dana SMF dan dana lainnya Rp 5,12 triliun menjadi kurang lebih Rp 7,02 triliun, kemudian pemerintah ada Rp 21,05 triliun kemudian di blend menjadi totalnya Rp 28,06 triliun untuk 166.000 unit rumah dengan suku bunga KPR FLPP 5 persen selama 20 tahun," jelas Ananta.
Ananta menyebut, suntikan dana dari pemerintah ini akan mendongkrak kinerja keuangan SMF, dia berkaca pada aset dan pendapatan SMF yang tercatat naik pada 2019 hingga 2023. Hal ini terjadi setelah SMF menerima PNM pada akhir 2017 dan digunakan mulai 2018.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Ananta memandang, berdasarkan hasil analisis kelayakan, PMN Rp 1,89 triliun untuk 2024 ini akan membuat SMF dapat menurunkan beban fiskal pemerintah lewat program KPR FLPP.
“Dari tahun 2019-2023, asetnya berkembang dari Rp 26,6 triliun (2019) menjadi Rp 45,7 triliun (2023). Pendapatan meningkat dari Rp 1,8 triliun (2019) menjadi Rp 2 triliun (2023) dan laba bersihnya Rp 463 miliar tahun 2023 naik naik dari 2022 yang Rp 418 miliar yang sempat terdampaj Covid-19,” terang Ananta.