Bos Zyrex Ungkap Merek Asing Kuasai 95 Persen Pasar Laptop di Indonesia

21 September 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laptop Chromebook Zyrex Foto: Zyrex
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laptop Chromebook Zyrex Foto: Zyrex
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX), Timothy Siddik, menyatakan pihaknya bakal berupaya menggenjot penjualan laptop. Ia mengungkapkan, sejauh ini pangsa pasar laptop dari Zyrex masih kalah jauh dibanding merk luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Kita tahu pangsa pasar Zyrex di laptop sebenarnya masih kecil, 95 persen pangsa pasar laptop di Indonesia itu dikuasai merek-merek asing. Jadi lokal-lokal itu enggak sampai menguasai 5 persen,” kata Timothy saat konferensi pers secara virtual, Selasa (21/9).
Timothy berharap di tahun 2021 ini laptop buatan Indonesia bisa menguasai pasar dalam negeri minimal 10 persen. Untuk itu, ia berharap para produsen laptop lokal lainnya juga berupaya menggenjot penjualannya.
“Nah Zyrex berharap (produsen) lokal suatu hari bisa menguasai 40 sampai 50 persen, semua merek lokal ya (bukan Zyrex saja),” ujar Timothy.
Warga mengunjungi website salah satu produsen laptop, Zyrex. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Timothy menjelaskan, salah satu upaya agar semakin banyak penggunaan laptop buatan Zyrex adalah dengan meluncurkan beragam produk atau membuat program seperti satu siswa satu laptop. Ia menginginkan ada juga program inisiatif dari produsen laptop lokal lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap dengan Zyrex launching produk ini bisa diikuti oleh teman-teman yang lain. Sehingga kita bisa sama-sama garap siswa-siswi Indonesia yang masih kekurangan begitu banyak laptop,” tutur Timothy.
Logo perusahaan Zyrex. Foto: Sumber: Zyrex.com
Laptop buatan Zyrex belakangan banyak dibicarakan publik usai mendapatkan kontrak dari Kemendikbudristek untuk pengadaan 165.000 unit laptop di tahun 2021.
Jumlah tersebut juga termasuk pesanan pengadaan laptop untuk sekolah yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam program Digitalisasi Pendidikan. Adapun total nilai pengadaan laptop tersebut adalah sebesar Rp 700 miliar.