Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Boy Thohir Beberkan Rencana Adaro Beralih dari Batu Bara ke Industri Hijau
23 Maret 2022 10:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Meski batu bara masih memberi keuntungan besar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) tetap mempersiapkan diri agar dapat menjadi perusahaan yang bisnisnya berkelanjutan. CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir , memperkirakan bahwa perusahaan tambang batu bara harus beralih ke bisnis lain dalam 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi melakukan hilirisasi mineral dan batu bara di dalam negeri, Boy membeberkan bahwa Adaro akan masuk ke industri pengolahan berbasis sumber daya alam. Salah satunya adalah aluminium.
Untuk mewujudkan rencana itu, Adaro telah membuat anak usaha baru yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
"Visi Presiden dan visi saya kebetulan nyambung. Dalam pemikiran saya, 15-20 tahun dari sekarang model bisnis Adaro berubah. Batu bara kan sumber energi tidak terbarukan. Cadangannya pelan-pelan habis. Sumber pendanaannya juga makin sulit. Ada pajak karbon dan sebagainya. Kalau sekarang hanya batu bara from pit to port, kita nanti panjangkan lagi. Makanya kita mau masuk ke aluminium. Kita juga sudah bikin Adaro Minerals. Next menuju Adaro Green," kata Boy Thohir dalam program The CEO kumparan.
Ia menambahkan, industri aluminium yang dibangun Adaro akan berada di kawasan industri yang menggunakan sumber energi ramah lingkungan, misalnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Dengan begitu, aluminium tersebut bisa mendapat cap sebagai 'green product' alias produk ramah lingkungan. Bisa dijual lebih mahal daripada aluminium yang tidak menggunakan sumber energi ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Kita sudah umumkan bahwa kita akan masuk ke aluminium. Antara aluminium biasa dengan aluminium 'green' itu beda. Harganya beda, produk premium. Kalau kita sudah bisa memproduksi green komponen di sana, produsen-produsen ternama pasti mencari," paparnya.
Kawasan untuk industri hijau ini berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Presiden Jokowi telah melakukan groundbreaking pembangunan kawasan industri hijau tersebut pada 21 Desember 2021 lalu. Boy menjadi ketua konsorsium yang mendatangkan investor untuk pengembangan kawasan ini.
"Yang di Kaltara itu kita sudah masuk walaupun (kepemilikan) masih minoritas. Itu visi saya, suatu saat di sana ada kawasan industri hijau, sumber energi hijau, terus sumber daya alam diolah di sana jadi green product," kata Boy.
Ia optimistis kawasan industri hijau dan produk ramah lingkungan bakal berkembang di masa mendatang. Nilai tambah tinggi dari pengolahan sumber daya alam dan cap ramah lingkungan dapat meningkatkan daya saing Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Suatu saat Indonesia menjadi negara industri. Industri apa? Industri sumber daya alam yang kita olah jadi produk turunan bernilai tambah tinggi. Apalagi nanti cap produknya 'green' karena sumber energinya hijau. Jadi enggak banyak nanti negara yang bisa menang sama kita," tutupnya.