Boy Thohir Siap Menangkan Prabowo-Gibran, Intip Prospek Saham Adaro

The CEO, Boy Thohir. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun tipis 20 poin atau 0,85 persen ke level 2.330 per lembar hingga penutupan sesi I perdagangan Rabu (24/1) seiring pemilik perusahaan Garibaldi Thohir menyatakan siap memenangkan Prabowo-Gibran.

Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan turunnya saham ADRO karena harga batu bara dunia turun 0,56 persen dalam sehari. bukan karena sentimen Boy Thohir mendukung paslon 02.

“Saham Adaro turun bukan karena Boy Thohir dukung paslon 02, karena pihak corcom Adaro sudah kasih klarifikasi bahwa itu pendapat pribadi, bukan mewakili Grup Adaro,” ujar Steven kepada kumparan, Rabu (24/1).

Steven melanjutkan, ADRO dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terkenal cukup besar dalam pembagian dividen yang dinantikan pekaku pasar. Tidak hanya Adaro, saham batu bara lainnya juga turun seperti PTBA, ITMG, UNTR, INDY dan HRUM.

“Namun demikian seturun-turunnya harga coal dunia, emiten coal kita masih bisa profitable. karena break even price emiten coal kita rata-rata di USD 45- USD 70 per ton,” sambungnya.

Apabila investor mengoleksi saham batu bara, maka sebaiknya tunggu momentum menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk pembagian dividen, meskipun pembagian dividen tidak akan sebesar tahun 2023.

“Karena dividen 2023 dibagi based on net profit 2022, di mana 2022 harga coal tinggi-tingginya akibat perang Rusia-Ukraina,” imbuh Steven.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy, menyebut dukungan Boy Thohir tidak mempengaruhi harga saham ADRO maupun ADMR secara signifikan.

“Enggak begitu terlalu berdampak, masing-masing perusahaan sudah memberikan guidance berapa ton. Saham sangat dipengaruhi harga batu bara secara internasional, kecuali dukung mendukung diberi kemudahan berbisnis fasilitas tertentu,” imbuh Robertus dalam Mirae Asset Media Day di SCBD Jakarta, Rabu.

Menurut Robertus, emiten tersebut sudah memberikan guidance kinerja tahun ini beserta proyeksi harga komoditasnya sehingga investor sudah memperhatikan kinerja perusahaan sejak awal.

“Enggak begitu bisa kita lihat, selama ini mekanisme bisnis industri ada apanya dan peraturan yang ada serta mekanisme yang ada,” tutur Robertus.