BP Berau & Pertamina Teken MoU Studi Gas untuk Amonia di Bintuni

20 September 2023 13:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy Kathy Wu (tengah) dan Dirut PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman (kanan) menandatangani MoU disaksikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kiri) di sela-sela acara The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9). Dok bp
zoom-in-whitePerbesar
bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy Kathy Wu (tengah) dan Dirut PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman (kanan) menandatangani MoU disaksikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kiri) di sela-sela acara The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9). Dok bp
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BP Berau Ltd (bp) dan PT Kilang Pertamina Internasional (Pertamina) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk kerja sama dalam mendukung studi yang akan dilakukan Pertamina mengenai potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Blok Tangguh, Papua Barat. Kerja sama ini terkait dengan potensi pengembangan amonia biru di Teluk Bintuni.
ADVERTISEMENT
BP Berau merupakan operator Blok Tangguh, sementara PT KPI merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Kontraktor Kontrak Kerja sama Bagi Hasil (PSC) Tangguh terdiri dari bp dan afiliasinya di Tangguh, MI Berau B.V., CNOOC Muturi Limited., Nippon Oil Exploration (Berau), Limited, KG Berau Petroleum Ltd., Indonesia Natural Gas Resources Muturi, Inc. dan KG Wiriagar Petroleum Ltd.
MoU ini ditandatangani pada The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9). Kesepakatan ini, kata bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy, Kathy Wu, juga membuka jalan bagi bp dan Pertamina dalam mendukung transisi energi dengan menyediakan produk energi bersih melalui Tangguh CCUS.
ADVERTISEMENT
"Sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi di Indonesia lebih dari lima dekade, kami dengan bangga mendukung Pertamina dan pemerintah Indonesia dalam agenda net zero melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh. MoU ini menandakan kerja sama strategis kami dengan Pertamina," ujarnya.
Proyek Tangguh CCUS yang dilakukan oleh bp telah mendapatkan persetujuan Plan of Development dari pemerintah Indonesia pada tahun 2021, dengan pekerjaan FEED yang sedang berlangsung dan rencana persetujuan proyek dalam waktu dekat. Tangguh berada pada posisi yang tepat dan memiliki potensi untuk menjadi pusat CCS pertama di negara ini bagi penghasil emisi baik domestik maupun internasional.
bp Regional President Asia Pacific, Gas & Low Carbon Energy Kathy Wu (tengah) dan Dirut PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman (kanan) menandatangani MoU disaksikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (kiri) di sela-sela acara The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023, di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/9). Dok bp
Saat ini Pertamina sedang mempelajari peluang untuk mengoptimalkan potensi pasokan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat, serta memanfaaatkan Tangguh CCUS untuk memproduksi amonia biru, sebagai salah satu alternatif energi bersih untuk masa depan. Upaya kolaboratif ini dapat menjadi terobosan dalam membuka jalan untuk memproduksi energi bersih dari negara ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan perusahaan berkomitmen untuk menyelesaikan Trilema Energi dengan menyediakan energi yang tidak hanya mencukupi dan terjangkau, tetapi juga berkelanjutan bagi negara dengan agresif mengeksplorasi energi bersih alternatif baru, termasuk amonia biru, yang merupakan salah satu pendorong utama produksi listrik bersih dengan co-firing.
"Sebagai pelaku usaha bidang refinery dan petrokimia hilir, kolaborasi PT KPI dengan perusahaan hulu minyak dan gas untuk membawa teknologi CCS adalah faktor penting dalam mencapai sertifikasi Biru dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2 dari proses produksi Amonia. MoU ini merupakan awal dari upaya kolaboratif antara Pertamina dan bp untuk mendukung agenda net zero yang telah menjadi komitmen penting pemerintah Indonesia," katanya.
ADVERTISEMENT