BPDPKS Telah Salurkan Rp 110 Triliun untuk Insentif Biodiesel

21 Maret 2022 20:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lahan kelapa sawit. Foto: Bloomberg Creative/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan kelapa sawit. Foto: Bloomberg Creative/Getty Images
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah menggelontorkan dana Rp 110,03 triliun untuk program insentif biodiesel hingga akhir tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu, Hadiyanto, mengungkapkan anggaran tersebut untuk menyalurkan 33,05 juta kilo liter demi menjaga stabilitas harga CPO, kemandirian energi, pengurangan emisi.
“Sampai 2021 BPDPKS telah menyalurkan dana belanja Rp 119,05 triliun di antaranya untuk program selisih harga biodiesel Rp 110 triliun dengan volume 33,05 juta kiloliter,” kata Hadiyanto saat rapat dengan Komisi XI DPR, Senin (21/5).
Untuk 2022 ini, BPDPKS rencananya akan menyalurkan dana pembiayaan selisih harga biodiesel atau memberi insentif Rp 4,1 triliun untuk 10,15 juta kiloliter. BPDPKS juga mau menyediakan dana dalam rangka pembayaran selisih harga acuan keekonomian dengan harga eceran tertinggi untuk 1,2 juta kiloliter.
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Tak hanya insentif, dalam slide paparan yang disampaikan Hadiyanto juga menjelaskan kalau tahun ini BPDPKS akan melaksanakan program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang ditargetkan mencapai 180 ribu hektar dengan dana Rp 1,2 triliun. Hingga 2021, program PSR telah terealisasi di 242.537 hektar lahan dengan dana tersalur sebesar Rp 6,59 triliun.
ADVERTISEMENT
Program lain yang akan dilaksanakan BPDPKS di tahun 2022 adalah penyaluran dana program sarana dan prasarana yang meliputi 50 paket mencapai Rp 117 miliar dan pengembangan SDM sawit kepada 3.000 orang dengan anggaran Rp 115 miliar.
Selanjutnya, BPDPKS akan melakukan 75 riset penelitian dan pengembangan dengan dana Rp 115 miliar. BPDPKS juga bakal melakukan 60 kegiatan dalam rangka kemitraan dan promosi dengan anggaran Rp 75 miliar.
“Hingga tahun lalu program penelitian dan pengembangan mencapai Rp 413 miliar dengan output 234 kontrak kerja sama, 213 publikasi, 42 paten dan enam buku," tutur Hadiyanto.