BPH Migas soal Pertamina Mau Beli Minyak Rusia: Cari Harga yang Paling Murah

18 September 2022 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pertamina. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pertamina. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BPH Migas merespons perihal rencana pemerintah membeli minyak dari Rusia melalui PT Pertamina (Persero). Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan penurunan harga minyak mentah berimbas pada harga Jenis BBM Umum (JBU) atau BBM non subsidi.
ADVERTISEMENT
“Belum tahu (membeli minyak Rusia), karena itu aksi korporasi badan usaha. Mereka cari harga crude yang paling murah,” ujar Saleh kepada kumparan, Minggu (18/9).
Saleh mengatakan penentuan turun atau naiknya harga BBM berdasarkan formula harga yang ditetapkan. Komponen yang menjadi penentu harga BBM adalah harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah.
“Harga jual BBM sudah ada formulanya. Kalau harga crude turun, nilai tukar stabil, harga bbm JBU berpeluang turun,” kata Saleh.
Lebih lanjut, Saleh menyebut, pengembangan aplikasi MyPertamina bertujuan agar subsidi BBM lebih tepat sasaran. Masyarakat yang berhak menerima BBM subsidi tercatat dengan data yang jelas.
“Data juga diverifikasi oleh instansi atau Pemda terkait, dengan kata lain kita menuju sistem subsidi tertutup. Yang berhak saja yang boleh beli BBM subsidi, sisanya beli BBM JBU,” sambungnya.
ADVERTISEMENT

Menteri ESDM Ungkap Alasan RI Belum Beli Minyak Murah Rusia

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui jika pemerintah memang akan membeli minyak murah dari Rusia. Namun, belum terealisasi karena permintaan yang terlampau tinggi dari negara lain.
"Belum ada yang kebeli karena barangnya belum ada. Kalau ada minyak murah dari mana aja ya dibeli dong," kata Arifin saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/9).
Arifin melanjutkan, saat ini banyak negara yang berminat membeli minyak dari Rusia karena lebih murah dari harga internasional. Meski begitu, dia tidak mengungkapkan secara spesifik berapa harga yang ditawarkan.
"Sekarang Rusia ada minyaknya, banyak enggak yang ambil minyak Rusia? Banyak kan. Terus pedagang (trader) ambil enggak? Nah pedagang inilah yang jadi bikin (susah)," jelas Arifin.
ADVERTISEMENT
Arifin mengakui jika terdapat konsekuensi dari keputusan membeli minyak murah dari Rusia ini berupa sanksi atau peringatan dari negara maju, terutama anggota G7.
"Wah ada (sanksi), nah itu yang harus diperhatikan juga. Bukan Amerika saja, G7+. Tapi ini belum ada barangnya," pungkasnya.