BPKP Sebut Trainset KRL Tak Sesuai: Bogor & Cikarang Hanya Dikasih 8 Gerbong

4 April 2023 20:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang mengunakan kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bekasi, Senin (23/5/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang mengunakan kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bekasi, Senin (23/5/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyampaikan hasil review terhadap rencana impor KRL bekas dari Jepang. Salah satunya mengenai penempatan rangkaian kereta (trainset) pada line yang tidak sesuai dengan kepadatan penumpang.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan BPKP yang diterima kumparan, Selasa (4/4), jalur Bogor dan jalur Cikarang memiliki aktivitas weekday yang padat dengan sebaran penumpang yang tinggi, diberikan 8 gerbong kereta atau sebanyak 15 trainset. Sedangkan jalur Serpong dan Tangerang yang tidak begitu padat penumpang, diberikan 10 gerbong atau sebanyak 26 trainset.
BPKP menilai, kebijakan PT KCI tersebut membuat KRL overload pada section tertentu pada saat peak hour. Namun secara umum, BPKP menyebut kapasitas yang ada saat ini masih dapat memenuhi kebutuhan jumlah penumpang.
Adapun saat ini jumlah KRL yang beroperasi adalah 1.114 unit (tidak termasuk 48 unit yang berhenti beroperasi dan 36 unit yang dikonversi sementara). Namun demikian, BPKP menilai kapasitas ini masih bisa memenuhi kebutuhan penumpang.
ADVERTISEMENT
Overload penumpang memang terjadi pada section tertentu di saat peak hours, namun secara keseluruhan dengan kapasitas yang ada saat ini, PT KCI masih dapat memenuhi kebutuhan penumpang dengan prediksi rata-rata okupansi tahun 2023 sebanyak 62,75 persen tahun 2024 sebanyak 79,09 persen dan tahun 2025 sebanyak 83,04 persen,” demikian kutipan laporan tersebut.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa di 2019, dengan jumlah armada yang siap guna sebanyak 1.078 unit, mampu melayani 336,3 juta penumpang. "Sedangkan di 2023, dengan jumlah penumpang diperkirakan sebanyak 273,6 juta penumpang, semestinya masih bisa dipenuhi dengan jumlah armada yang ada, yaitu sebanyak 1.114 unit tersebut," seperti dikutip dari laporan BPKP.