BPS: Angka Pengangguran Capai 8,42 Juta Orang per Agustus 2022

7 November 2022 12:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pencari kerja memadati arena Job Fair Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
zoom-in-whitePerbesar
Para pencari kerja memadati arena Job Fair Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka pengangguran di bulan Agustus 2022 atau meningkat menjadi 8,42 juta orang dari periode Februari 2022 8,40 juta orang. Sementara bila dibandingkan secara tahunan atau year on year (yoy), angka pengangguran mengalami penurunan dari periode Agustus 2021 yang sebanyak 9,10 juta orang.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS, Margo Yuwono mengungkapkan, penduduk usia kerja saat ini berjumlah 209,4 juta orang, naik 2,71 juta orang. Dari jumlah tersebut, yang terserap menjadi angkatan kerja adalah 143,72 juta orang atau naik 3,57 juta orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 65,70 juta orang atau turun 0,86 juta orang.
"Tambahan angkatan kerja tak semua terserap di semua tenaga kerja dan sebagian menjadi pengangguran," ujar Margo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (7/11).
Para peserta Jakarta Job Fair mengunjungi booth lowongan pekerjaan di Ratu Plaza, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (6/12/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Margo alasan utama meningkatnya angka pengangguran di tahun ini karena tidak semua angkatan kerja bisa diserap oleh perusahaan.
"Satu sisi pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja 4,25 juta orang. Pada saat yang sama penambahan jumlah angkatan kerja, tak semua mampu diserap di tenaga kerja dan sebagian akan jadi pengangguran," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Margo melanjutkan, saat ini, penduduk yang bekerja sebanyak 135,30 juta orang, naik sebanyak 4,25 juta orang dari Agustus 2021. Lapangan kerja yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 1,57 juta orang. Hanya sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yang mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,05 juta orang.
Di sisi lain, terdapat 4,15 juta orang atau 1,98 persen penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 0,24 juta orang, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 0,32 juta orang.
"Sementara tidak bekerja karena COVID-19 0,11 juta orang dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 3,48 juta orang," sambung dia.