BPS Catat Deflasi 0,04 Persen di September 2021, Imbas Harga Telur Ayam Anjlok

1 Oktober 2021 10:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memanen telur di peternakan ayam petelur di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/1/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi 0,04 persen secara bulanan (mtm) di September 2021. Ini terjadi karena berbagai harga komoditas pangan, seperti harga telur ayam yang menunjukkan adanya penurunan.
ADVERTISEMENT
Deflasi pada September 2021 merupakan yang kedua pada tahun ini. Sebelumnya pada Juni 2021 juga terjadi deflasi sebesar 0,16 persen (mtm). Sementara di Agustus 2021, BPS mencatat adanya inflasi 0,03 persen (mtm).
Margo memaparkan, tingkat inflasi tahun kalender 2021 sebesar 0,80 persen (ytd). Dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) menjadi 1,60 persen.
"Berdasarkan hasil pantauan di 90 kota, pada September 2021 terjadi deflasi 0,04 persen. Atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,57 pada Agustus jadi 106,53 pada September," jelas Kepala BPS Margo Yuwono, Jumat (1/10).
Secara rinci, deflasi terjadi karena penurunan harga beberapa komoditas di bawah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal ini khususnya telur ayam, cabai rawit, dan bawang merah.
ADVERTISEMENT
"Jadi deflasi September 2021 sebesar 0,04 persen itu utamanya karena dipengaruhi kelompok makanan dan minuman, serta tembakau. Penyebab utama telur ayam ras berikan andil 0,07 persen, cabai rawit 0,03 persen, dan bawang merah 0,03 persen," kata Margo.
Dia menyebutkan, berdasarkan hasil pantauan BPS terhadap IHK di 90 kota, terdapat 56 kota mengalami deflasi, dan 34 kota mengalami inflasi.
"Dari 56 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 0,90 persen," terangnya.