BPS Catat Neraca Dagang RI Surplus USD 4,47 Miliar di Maret 2024

22 April 2024 11:33 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (5/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (5/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali surplus. Sepanjang Maret, neraca perdagangan surplus 4,47 miliar.
ADVERTISEMENT
"Pada Maret 2024 neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar USD 4,47 miliar. Jadi kalau kita lihat tren ke belakang, neraca perdagangan Indonesia ini surplus selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (22/4).
Adapun surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 tercatat lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 0,83 miliar dan bulan yang sama tahun lalu sebesar USD 2,83 miliar.
Ekspor
Amalia menjelaskan nilai ekspor Indonesia pada periode Maret tercatat senilai USD 22,43 miliar atau naik 16,40 persen dibandingkan Februari 2024. Sedangkan secara year on year ekspor Indonesia turun 4,19 persen dibanding bulan Maret 2023 sebesar USD 23,42 miliar.
ADVERTISEMENT
"Total nilai ekspor mengalami peningkatan secara bulanan namun menurun secara tahunan," ungkapnya.
Nilai ekspor migas pada Maret 2024 mencapai USD 1,29 miliar, naik 5,62 persen dibanding Februari 2024 senilai USD 1,22 miliar. Sementara nilai ekspor non migas selama Maret 2024 tercatat USD 21,15 miliar, naik 17,12 persen dibandingkan Februari 2024 yang tercatat USD 1,22 miliar.
"Jadi secara bulanan, peningkatan terjadi di sektor migas maupun nonmigas," jelas dia.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers ekspor dan impor Indonesia Januari 2024, Kamis (15/2/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari USD 1,34 miliar pada Maret 2023 menjadi USD 1,29 miliar di Maret 2024. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat turun dari USD 22,08 miliar di Maret 2023 menjadi USD 21,15 miliar di Maret 2024.
ADVERTISEMENT
Adapun secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-Maret mengalami penurunan sebesar 7,25 persen secara tahunan. Pada Januari-Maret 2024 total ekspor tercatat sebesar USD 62,50 miliar sementara pada Januari-Maret 2023 tercatat USD 67,06 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada pertambangan dan lainnya sebesar 3,72 persen.
Impor
Amalia mengungkapkan, total nilai impor mengalami kenaikan. Nilai impor Indonesia pada Maret 2024 mencapai USD 17,96 miliar atau naik 2,60 persen dibanding Februari 2024 yang tercatat USD 18,44 miliar. Sedangkan jika dibandingkan Maret 2023, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 12,76 persen.
Nilai impor migas selama Maret 2024 tercatat USD 3,33 miliar naik 11,64 persen dibanding Februari 2024 sebesar USD 2,98 miliar. Kemudian untuk impor non migas pada Maret 2024 senilai USD 14,63 miliar turun 5,34 persen dibandingkan Februari 2024 yang tercatat USD 15,46 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara year on year, impor migas naik dari USD 3,02 miliar pada Maret 2023 menjadi USD 3,33 miliar pada Maret 2024. Sementara impor non migas secara yoy turun dari USD 17,57 miliar pada Maret 2023 menjadi USD 14,63 miliar pada Maret 2024.
Adapun secara kumulatif, total nilai impor Indonesia periode Januari-Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,10 persen secara tahunan. Pada Januari-Maret 2024 impor tercatat sebesar USD 54,90 miliar, sementara pada Januari-Maret 2024 nilai impor tercatat USD 54,95 miliar.
Sejumlah warga melakukan aktivitas di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (5/2/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Total nilai impor sepanjang Januari hingga Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Andil utama penurunan nilai impor tersebut disumbang oleh kelompok bahan baku atau penolong sebesar 1,49 persen," kata Amalia.
ADVERTISEMENT