BPS: Upah Riil Buruh Tani Naik 1,2 Persen Jadi Rp 51.788 per Agustus 2022

1 September 2022 17:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani mengangkut benih padi di Kawasan Tasikardi, Kramatwatu, Serang, Banten, Jumat (28/6/2021). Foto: Asep Fathulrahman/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani mengangkut benih padi di Kawasan Tasikardi, Kramatwatu, Serang, Banten, Jumat (28/6/2021). Foto: Asep Fathulrahman/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan rata-rata upah riil buruh tani di Agustus 2022 sebesar 1,2 persen secara bulanan (month-to-month).
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, kenaikan upah riil buruh tani naik dari Rp 51.172 pada Juli 2022, menjadi Rp 51.788 pada Agustus 2022. Selain itu, kenaikan juga terpantau untuk upah nominal buruh tani.
"Rata-rata upah nominal buruh tani sebesar 0,16 persen dibandingkan Juli 2022, yaitu dari Rp 58.445 menjadi Rp 58.536 di Agustus 2022," kata Margo saat konferensi pers, Kamis (1/9).

NTP dan NTUP Naik di Agustus 2022

Sementara itu, Margo juga menjelaskan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) di Agustus 2022. NTP di Agustus 2022 sebesar 106,31 persen atau naik 1,97 persen secara bulanan.
"Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,28 persen, sementara indeks yang dibayarkan petani itu mengalami penurunan sebesar 0,68 persen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia memaparkan, komoditas dominan penyumbang penerimaan petani berasal dari kelapa sawit, gabah, telur ayam ras, dan cengkeh. Sedangkan harga indeks dibayar petani turun karena penurunan komoditas bawang merah, cabai merah cabai rawit, dan daging ayam ras.
Kepala BPS, Margo Yuwono dalam rilis pertumbuhan ekonomi, Jumat (5/8). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Menurut subsektor, lanjut Margo, peningkatan NTP tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat, naik sebesar 5,86 persen. Komoditas dominan kpd indeks harga yang diterima petani berasal dari kelapa sawit, cengkeh, lada, dan kopi
Sementara itu penurunan NTP terdalam terjadi di subsektor hortikultura, yakni turun sebesar 7,38 persen. Margo menjelaskan, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Riau sebesar 12,63 persen, dan terendah di Kepulauan Riau turun 1,34 persen.
Kemudian, Margo berkata NTUP di Agustus 2022 sebesar 106,63, atau naik 1,10 persen dibandingkan Juli 2022. Sama dengan NTP, penurunan terbesar di subsektor hortikultura sebesar 7,8 persen, dan kenaikan tertinggi subsektor tanaman perkebunan rakyat 4,77 persen.
ADVERTISEMENT
Margo berkata, komoditas dominan menurunkan NTUP subsektor hortikultura adalah bibit bawang merah dan bibit kentang. Sementara komoditas dominan mengerek NTUP perkebunan rakyat yaitu pupuk NPK, KCL, SP 36, dan upah pemanenan pertanian.
"Peningkatan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik 1,28 persen, sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal pertani hanya naik 0,18 persen," jelasnya.
Dia menjelaskan penyebab indeks harga diterima petani naik karena kenaikan komoditas sawit, gabah, telur ayam ras, dan cengkeh. Adapun indeks produksi dan penambahan barang modal petani naik karena pupuk NPK, Urea, dan KCL dan naiknya upah pemanenan kelompok pertanian.