Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
BRI Catat Tren Restrukturisasi Kredit Konsisten Menurun Sejak September 2020
25 Maret 2021 18:43 WIB

ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat adanya penurunan permintaan kelonggaran cicilan kredit alias restrukturisasi. Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto mengatakan tren ini terlihat dari jumlah debitur dan outstanding restrukturisasi yang konsisten menurun setelah mencapai puncaknya pada September 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
“Memang puncak restrukturisasi karena COVID-19 terjadi di September 2020. Saat itu jumlah debitur yang kami restrukturisasi hampir 3 juta, yaitu 2,975 juta debitur dengan outstanding kurang lebih Rp 193 triliun. Angka ini terus menurun sejak Oktober, konsisten terus turun sampai Desember. Bahkan di Januari dan Februari, untuk UMKM terus menurun," ujar Agus konferensi pers virtual, Kamis (25/3).
Terbaru data per Februari 2021 lalu, BRI mencatat total restrukturisasi kredit mencapai Rp 189,3 triliun kepada 2,7 juta debitur. Meskipun Agus tidak menampik bahwa pada Januari dan Februari 2021 terdapat peningkatan jumlah restrukturisasi kredit. Hal tersebut disebabkan ada beberapa debitur korporasi yang sejatinya sudah tidak mendapatkan restrukturisasi sejak, namun pencatatan secara resmi baru dilakukan di Januari dan Februari. Agus pun berharap tren penurunan restrukturisasi ini dapat terus berlangsung sampai akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Senada Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto juga memastikan tren restrukturisasi di BRI sudah turun. Bahkan jika dibandingkan secara year on year penurunannya sudah mencapai Rp 30 triliun.
“Kalau kita lihat ya tren restrukturisasi BRI cenderung membaik. Secara jumlah menurun. Kalau kita lihat posisi Maret 2020 angkanya Rp 219 triliun. Ini artinya sudah turun Rp 30 triliun dibandingkan pada bulan Februari 2021 angkanya di Rp 189 triliun. Membaik, sudah turun Rp 30 triliun,” ujarnya.
Catur pun berharap dengan membaiknya restrukturisasi, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bisa dipertahankan pada level bawah 3 persen hingga akhir tahun ini. Adapun NPL Gross BRI sepanjang 2020 lalu tercatat 2,99 persen.
ADVERTISEMENT
“Kita lihat sekarang mulai ada vaksin sehingga PSBB bisa dilonggarkan dan kita tahu UMKM di samping ada transaksi digital, tapi faktor tatap mukanya masih besar. Maka kami optimistis 2021 dengan adanya vaksin ini akan membaik sehingga harapan kami NPL bisa dipertahankan di bawah 3 persen,” ujar Catur.