BRI dan Upaya Melestarikan Lingkungan Lewat BRInita

5 Desember 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BRInita di Mrican Caturtunggal di Yogyakarta. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
BRInita di Mrican Caturtunggal di Yogyakarta. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI tidak hanya fokus meningkatkan kinerja keuangannya saja. Tetapi, bank berkode saham BBRI tersebut juga berupaya ikut melestarikan lingkungan lewat BRInita.
ADVERTISEMENT
BRInita atau Bertani di Kota memang menjadi salah satu komitmen nyata BRI dalam menjaga lingkungan. Lahan sempit dan padat pemukiman tidak menjadi halangan bagi BRI dalam menjalankan program BRInita.
Apalagi, salah satu tujuan BRInita untuk mengembangkan lokasi padat penduduk menjadi lebih baik dari sisi lingkungan dan kesehatan. Lingkungan yang baik dari daerah yang menjadi sasaran BRInita juga diharapkan bisa menjadi kawasan edukasi hingga wisata.
Salah satu contoh nyata dampak positif dari BRInita bisa dilihat di Mrican Caturtunggal Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan tersebut padat penduduk, tetapi lingkungannya terawat baik dengan aneka tanaman hijau yang dibudidayakan warganya.
Rindangnya Mrican Caturtunggal Depok bukan tanpa alasan. Rupanya wilayah tersebut menerapkan ekosistem urban farming. Metode pertanian di perkotaan ini bertujuan mengoptimalkan lahan yang tak begitu luas. Sehingga bisa memaksimalkan nilai manfaatnya, baik itu dari sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, penerapan urban farming di Mrican Caturtunggal Depok ternyata juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Metode ini juga terbukti sukses untuk konservasi sumber daya tanah dan air.
Sedangkan dari sisi sosial, ekosistem urban farming berhasil menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong bagi warga Mrican Caturtunggal Depok. Bonusnya, lingkungan Mrican Caturtunggal Depok jadi tampak indah dan rindang. Tak heran kalau aktivitas bertani tersebut semakin diminati.
16,89 juta rumah tangga bertani di pekarangan rumah. Foto: kumparan
Beragam tanaman yang ada di Mrican Caturtunggal Depok dibudidayakan bersama oleh Kelompok Tani Wanita Srikandi. Kelompok tani tersebut sudah ada sejak 2014 dan saat ini dipimpin oleh Nur Handayani.
Nur Handayani mengungkapkan dengan bantuan yang disalurkan BRI lewat BRInita membuat urban farming yang dilakukan Kelompok Tani Wanita Srikandi berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Warga Mrican Caturtunggal di Yogyakarta sukses bertani di kota lewat BRInita. Foto: Dok. BRI
Ekosistem urban farming di Mrican Caturtunggal Depok terlihat lengkap. Ada tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman obat keluarga atau toga, serta gazebo hingga pagar tanaman yang sangat memadai. Wajar jika ibu-ibu yang tergabung di Kelompok Tani Wanita Srikandi antusias mengelola dan membudidayakan urban farming di Mrican Caturtunggal Depok.
Terlebih, program BRInita ini juga memberikan edukasi lain kepada mereka seperti pelatihan memasak. Sehingga hasil panen urban farming tak hanya dijual sebagai bahan baku segar, tetapi juga berupa olahan makanan hingga katering.
“Saat ini Kelompok Tani Wanita Srikandi sudah punya anggota 44 orang. Dengan anggota tersebut, kami di Mrican Caturtunggal Depok sudah bisa menjual sayuran segar, olahan makanan dan katering lewat ekosistem urban farming ini,” ujar Nur Handayani.
ADVERTISEMENT
Kondisi serupa juga terjadi di Kelurahan Tuminting, Kecamatan Tuminting, Kota Manado, yang juga mendapatkan bantuan dari BRI lewat BRInita. Ketua Lingkungan 4 kelurahan Tuminting, Max Pagamus, mengungkapkan pihaknya memanfaatkan lahan kosong yang sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga.
BRInita di Kelurahan Tuminting, Kota Manado. Foto: Bank BRI
Lantaran mengganggu lingkungan dari sisi kebersihan dan keindahannya, lahan tersebut lalu dijadikan tempat bercocok tanam. "Dulunya tempat ini adalah lahan timbun, tempat masyarakat membuang sampah. Lalu sekarang dibangun menjadi tempat pembibitan," ujar Max.
Max menjelaskan kalau lahan ekosistem urban farming yang ada di Kelurahan Tuminting tersebut saat ini pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat.
Di lahan berukuran 10x30 meter, warga Tuminting membudidayakan tanaman hortikultura, seperti cabai rawit, cabai merah keriting, tomat, hingga beraneka ragam sayuran di antaranya terong, timun, labu, dan pakcoy. Ada juga sereh, kunyit, kemangi, jahe dan tanaman bibit buah seperti kedondong, jeruk, dan alpukat. Selain itu, masyarakat juga membudidayakan ikan lele dan mujair.
ADVERTISEMENT
Max mengakui berkembangnya urban farming di wilayahnya itu tidak terlepas dari BRInita. Menurutnya, program tersebut dapat membantu perekonomian warga dan secara khusus bisa menjadi wadah bagi warga untuk bercocok tanam.
"Jadi memang dapat membantu perekonomian masyarakat, misalnya yang dulunya masyarakat ke pasar membawa uang Rp 5.000 sampai Rp 10.000 untuk kebutuhan dapur, sekarang enggak perlu mengeluarkan setiap hari karena ada urban farming. Selain mendapatkan makanan sehat tanpa pestisida, masyarakat juga dapat menghemat pengeluaran karena tidak perlu belanja," ujar Max.
Wadirut BRI Catur Budi Harto. Foto: BRI
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, mengatakan pihaknya akan terus berupaya membantu pelestarian lingkungan. Untuk itu, ia mendorong program BRInita bisa tersalurkan di berbagai wilayah di Indonesia.
Catur berharap penerapan urban farming di Mrican Caturtunggal Depok dan Tuminting bisa ditiru atau diadopsi di wilayah lainnya.
ADVERTISEMENT
“Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program BRInita ini secara kontinyu dapat terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat,” ujar Catur.
Mrican Caturtunggal Depok dan Tuminting menjadi contoh wilayah yang mendapatkan dampak positif lewat upaya melestarikan lingkungan dari BRI melalui BRInita. Tentunya dengan bertambahnya wilayah lainnya yang mendapatkan bantuan BRInita, seperti di Semarang hingga Jayapura bisa membuat semakin banyak lingkungan yang terjaga.