BRI Gelontorkan Rp 24 Triliun untuk Hapus Buku Kredit Macet UMKM Imbas COVID-19

26 Oktober 2023 15:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut BRI Sunarso. Foto: Bank BRI
zoom-in-whitePerbesar
Dirut BRI Sunarso. Foto: Bank BRI
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menggelontorkan Rp 24 triliun untuk menghapus buku kredit macet UMKM karena pandemi COVID-19. Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan alokasi dana tersebut berasal dari pencadangan, di mana non performing loan (NPL) coverage BRI turun dari kuartal I 2023 sebesar 268 persen, menjadi 228,65 persen pada kuartal III tahun 2023.
ADVERTISEMENT
"Kita juga menghapus buku kredit macet UMKM yang macet karena COVID itu Rp 24 triliun, saya putuskan waktu kita dapat margin besar tidak foya-foya untuk mengambil menjadi laba semua," kata Sunarso saat Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Kamis (26/10).
Sunarso memastikan gelontoran dana tersebut tidak mengganggu capaian laba bersih BRI yang masih moncer hingga akhir September 2023. Tercatat laba bersih perseroan sudah menembus Rp 44,21 triliun, tumbuh 12,47 persen secara tahunan (yoy).
"Ketika sekarang relaksasi OJK mau berakhir dan kita sudah tidak menggunakan itu, maka kredit UMKM yang macet karena COVID itu kita hapus buku dengan biaya Rp 24 triliun dan tidak mengganggu laba," tutur Sunarso.
Konferensi pers kinerja keuangan kuartal III 2023 PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Rabu (25/10/2023). Foto: BRI
Sebelumnya, Sunarso menegaskan margin atau keuntungan yang besar dari BRI tidak akan digunakan untuk berfoya-foya, melainkan dialokasikan kepada pencadangan untuk penghapusan kredit macet UMKM.
ADVERTISEMENT
"Strategi kita sudah pas, kehati-hatian kita sudah pas, ketika kita punya margin yang tebal maka kita tidak foya-foya untuk diambil sebagai laba semuanya, tapi kita cadangkan untuk menutup kredit yang mengalami pemburukan karena dampak COVID," jelas Sunarso saat konferensi pers kinerja kuartal III 2023, Kamis (25/10).
Menurutnya, meskipun sudah ada restrukturisasi kredit akibat pandemi COVID-19, belum tentu 100 persen berhasil. Maka upaya hapus buku ini adalah solusi untuk menekan kegagalan restrukturisasi kredit yang macet tersebut
"Saya tegaskan bahwa cadangan kami yang sebenarnya lebih dari cukup, 228 persen, itu memang menurun dari tahun-tahun lalu, tetapi saya tekankan bukan untuk diambil menjadi laba tapi karena digunakan untuk menghapus kredit UMKM yang macet dan gagal direstrukturisasi karena COVID-19," tegas Sunarso.
ADVERTISEMENT