BRI Kucurkan Rp 190 Miliar Buat Pembiayaan Sistem Resi Gudang

8 Agustus 2021 14:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas Resi Gudang. Foto: dok. PT Kliring Berjangka Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas Resi Gudang. Foto: dok. PT Kliring Berjangka Indonesia
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau Bank BRI memastikan komitmen buat turut serta dalam pembiayaan sistem resi gudang (SRG). Ini dalam rangka mendukung peningkatan ekonomi masyarakat yang berkecimpung di 20 sektor yang masuk dalam SRG.
ADVERTISEMENT
Sistem resi gudang dikembangkan di bawah Kementerian Perdagangan (Kemendag). Komitmen perbankan pelat merah ini pun sudah ditegaskan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso.
“BRI tentu sangat mendukung SRG. Dukungan ini telah dilakukan dalam gudang-gudang SRG di berbagai daerah,” ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Minggu (8/8).
BRI sendiri memang merupakan perbankan yang diniatkan oleh Kementerian BUMN untuk berfokus dengan sektor ekonomi kerakyatan. Sehingga komitmen pendaan ini menjadi pas karena komoditas yang masuk dalam SRG adalah di antaranya beras, kopi, jagung hingga kopra yang dikerjakan masyarakat petani.
Dirut Bank BRI Sunarso dalam beberapa kesempatan di program Sosial BRI. Foto: Bank BRI
Setidaknya, hingga saat ini nilai komitmen yang telah dikucurkan BRI mencapai Rp 190 miliar. Angka tersebut ditarget masih bisa terus ditambah lagi ke depannya.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan berbagai terobosan melalui sistem resi gudang yang didesain untuk menjadi sistem penopang dalam perdagangan. Ada 20 komoditas yang sudah bisa masuk SRG antara lain beras, kopi, jagung hingga kopra.
ADVERTISEMENT
Ke depan, SRG diharapkan ini bisa menjadi alternatif utama bagi pelaku usaha, baik produsen, petani maupun pengelola gudang dan logistik dalam perdagangan. Dengan begitu diharapkan manfaatnya merata dan bisa membentuk sebuah kondisi yang menjamin kepastian usaha baik dari sektor produksi, transportasi dan logistik.
“Pihak inti yang menjadi pelaku SRG sebenarnya adalah pelaku bisnis itu sendiri dengan fasilitator dari Pemerintah Daerah. Hal ini karena Pemerintah Pusat telah menyerahkan kepengurusan SRG ke Daerah. Karena itu Daerah harus terus didorong agar meningkatkan kemampuan pengelolaan SRG ini," ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Ada beberapa SRG yang telah menemukan pola sinergi dan operasi yang cukup mapan dan berhasil, antara lain SRG di Kabupaten Wonogiri. SRG ini berhasil membina produsen dan pelaku usaha di sektor beras dengan membentuk ekosistem bisnis terpadu dari sektor hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT
Saat ini, contoh lokasi yang cukup berhasil menerapkan pola sinergi dan operasi SRG tersebut yakni Kabupaten Wonogiri. SRG Wonogiri membina produsen dan pelaku usaha di sektor hulu beras, dengan membentuk ekosistem bisnis terpadu di sektor hulu hingga hilir.
Di sektor hulu, petani diharapkan menghasilkan produk berkualitas baik dan memenuhi permintaan pasar. Sementara di hilir, dengan menjaga kualitas pasca-panen, pengemasan hingga jaringan pemasaran.
Sistem resi gudang ini diharapkan bisa menjadi alternatif utama bagi pelaku usaha, baik produsen, petani maupun pengelola gudang dan logistik dalam perdagangan. Dengan begitu, manfaatnya merata dan bisa menjamin kepastian usaha, baik dari sektor produksi, transportasi dan logistik.