BRI Right Issue untuk Pengembangan Ekosistem Ultra Mikro

19 September 2021 19:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan perjanjuan pengalihan saham dalam rangka pembentukan holding ultra mikro. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan perjanjuan pengalihan saham dalam rangka pembentukan holding ultra mikro. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasca Holding Ultra Mikro (UMi) resmi terbentuk pada Senin (13/09) yang lalu, BRI telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengakselerasi ekosistem UMi di Indonesia. Terdapat tiga strategi utama perseroan yang telah diimplementasikan sejak Semester I 2021.
ADVERTISEMENT
Dalam membentuk Ekosistem Ultra Mikro tersebut, BRI melakukan aksi korporasi rights issue. Seperti dalam prospektus yang diterbitkan BRI pada 31/08, BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar saham baru Seri B dengan harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni sebesar Rp3.400 per lembar saham.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, mengungkapkan bahwa pada tahun pertama ketiga entitas akan membangun pondasi yang kuat (fase set up the foundation) melalui rencana pasca integrasi yang akan dilakukan dengan menerapkan beberapa inisiatif di antaranya co-location.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto. Foto: Dok. Istimewa
Pada tahun ke 2 BRI, Pegadaian, dan PNM akan memasuki fase penguatan (strengthen) untuk memastikan terwujudnya sinergi. Beberapa inisiatif yang direncanakan antara lain mengembangkan digital channel untuk memudahkan nasabah UMi mengakses produk UMi holding.
ADVERTISEMENT
Pada fase ke 3, perseroan akan melakukan peningkatan kapabilitas demi mencapai tujuan BRI untuk berkontribusi pada aspirasi inklusi keuangan Indonesia. Beberapa inisiatif yang akan dilakukan di antaranya meluncurkan program pemberdayaan dalam skala penuh, untuk meningkatkan literasi keuangan pertumbuhan bisnis dan penetrasi digital bagi nasabah BRI, Pegadaian, dan PNM.
Segmen ultra mikro masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2019, dari 65 juta usaha mikro di Indonesia, 46 juta di antaranya membutuhkan pendanaan.
Hanya sekitar 20 juta usaha ultra-mikro yang telah memperoleh akses pendanaan dari sumber formal seperti bank, BPR, perusahaan gadai, koperasi maupun lembaga keuangan lainnya.
Ilustrasi kantor BUMN Ultra Mikro. Foto: Dok. Istimewa
"Sekitar 12 juta usaha ultra-mikro lainnya mendapatkan akses pendanaan dari sumber informal seperti keluarga, kerabat dan lembaga informal lainnya. Masih terdapat sekitar 14 juta usaha ultra-mikro yang belum memiliki akses pendanaan sama sekali, baik dari sumber formal maupun informal. Inilah yang akan menjadi target pertumbuhan bisnis ultra mikro ke depan," ujar Catur.
ADVERTISEMENT
Dari sisi bisnis, Ekosistem UMi akan memungkinkan ketiga entitas memperkuat proses akuisisi dan penjaminan, dengan memanfaatkan kemampuan integrasi database yang dapat mengintegrasikan lebih dari 20 juta data nasabah pinjaman serta didukung oleh kemampuan digital dan analitik.
Saat ini BRI sendiri telah memiliki lebih dari 120 juta nasabah simpanan dan lebih dari 13 juta nasabah pinjaman. BRI merupakan pemimpin pasar bisnis mikro di Indonesia dan menguasai 60 persen market share yang terdiri dari 12,4 juta nasabah mikro.