BRI Sebut Kemungkinan RI Alami Resesi Ekonomi di 2023 Hanya 2 Persen

27 April 2023 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Senin (13/3/2023). Foto: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Senin (13/3/2023). Foto: BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memprediksi perlambatan ekonomi global tidak akan berdampak ke dalam negeri. Sehingga kemungkinan Indonesia masuk ke jurang resesi ekonomi di tahun ini hanya 2 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebutkan prediksi tersebut berdasarkan metode Markov Switching Dynamic Model (MSDM) yang memperkuat analisis Bloomberg yang sebelumnya memprediksi di angka 3 persen.
Menurut Sunarso, prediksi menggunakan metode tersebut terbukti secara akurat pada kasus terdahulu seperti memproyeksi resesi di Indonesia pada ASEAN Financial Crisis tahun 1998 dan saat pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu.
"BRI melihat perlambatan dan gejolak ekonomi global di tahun 2023 tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik dengan potensi resesi hanya sebesar 2 persen di tahun 2023," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (27/4).
Sunarso menambahkan Bloomberg pun akhirnya memperbarui data prediksinya bahwa peluang Indonesia mengalami resesi ekonomi tahun ini hanya 2 persen, sesuai dengan perhitungan BRI.
ADVERTISEMENT
"Bisa saya katakan peluang resesi di bawah 20 persen mudah-mudahan tidak terjadi resesi," imbuhnya.
Dia pun optimistis Indonesia akan mampu bertahan dari ancaman risiko resesi sehingga prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023.
Optimisme tersebut ditunjukkan dengan proyeksi pertumbuhan kredit BRI di tahun ini mampu tumbuh di kisaran 10-12 persen, didukung oleh pertumbuhan terutama segmen UMKM khususnya mikro dan ultra mikro.
Meski demikian, Sunarso menegaskan bukan berarti potensi resesi sama sekali nihil terjadi di Indonesia. Dia berkata, faktor yang dibutuhkan agar terhindar dari resesi yakni menjaga stabilitas dan menyediakan potensi pertumbuhan.
"Bukannya kita jumawa, kita tidak boleh sembrono dan terlena bahwa statistik hanya mampu membuat ramalan dan prediksi, tapi nanti realitasnya adalah tergantung apa yang kita kerjakan dan faktor apa saja yang muncul," tegas dia.
ADVERTISEMENT