BTN Akan Terbitkan Surat Utang Rp 1 Triliun untuk Dukung Penyaluran Kredit

16 Februari 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN Haru Koesmahargyo. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN Haru Koesmahargyo. Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN akan menerbitkan obligasi atau surat utang senilai Rp 1 triliun. Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo, mengatakan surat utang tersebut bakal diterbitkan di kuartal III 2023.
ADVERTISEMENT
Dana yang dihimpun dari langkah tersebut adalah untuk memperkuat struktur modal perseroan, khususnya dalam mendukung penyaluran kredit.
“Obligasi (diterbitkan) kuartal III, Rp 1 triliun itu akan digunakan dananya untuk mendukung penyaluran kredit,” kata Haru kepada wartawan di Menara BTN, Kamis (16/2).
Namun, Haru menjelaskan belum ada sekuritas yang ditunjuk sebagai penjamin emisi efek. Ia menuturkan rencananya perseroan akan mencari penjamin tersebut di tiga bulan sebelum peluncuran obligasi.
“Belum (ada penjamin) kita tunggu dulu, biasanya kita 3 bulan sebelumnya mengadakan beauty contest untuk pilih semua lembaganya. Enggak cuma underwriter, tapi ada wali amanat, notaris, dan lain-lain,” ungkap Haru.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Petugas Bank Tabungan Negara (BTN) melayani warga saat Akad Massal Serentak KPR Bersubsidi BTN di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Abriawan Abhe/Antara Foto
Selain itu, Haru menuturkan BTN juga berencana menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset (KIK-EBA) senilai Rp 500 miliar. Adapun dana yang dihimpun dari emisi investasi KIK EBA juga akan digunakan untuk mendukung penyaluran kredit perseroan.
ADVERTISEMENT
Kredit BTN mencapai Rp 298,28 triliun per 31 Desember 2022 atau tumbuh 8,53 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 274,83 triliun di 2021.