news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

BTN Antisipasi Tekanan Global di 2025, Tingkatkan CKPN dan Ekspansi Kredit

2 Maret 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Menara BTN. Foto: Dok. Bank BTN
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Menara BTN. Foto: Dok. Bank BTN
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melakukan antisipasi tekanan global dengan meningkatkan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) di tahun ini. Meski demikian, hingga Januari 2025 perseroan masih mencatatkan peningkatan penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (PDK).
ADVERTISEMENT
Dalam laporan keuangan perseroan, Minggu (2/3), hingga Januari 2025, BTN mencatatkan peningkatan pembentukan CKPN sebesar 27,56 persen year on year (yoy). Di sisi lain, penyaluran kredit BTN tercatat senilai Rp 356,99 triliun per akhir Januari 2025, tumbuh 7,1 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 333,28 triliun. Adapun untuk pembiayaan syariah, tercatat Rp 44,5 triliun, melonjak 18 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 37,7 triliun.
Pencapaian bisnis syariah tersebut sejalan dengan tren masyarakat yang semakin menggemari produk KPR berbasis syariah. Pertumbuhan double digit yang selalu tercapai selama beberapa tahun terakhir ini merupakan bekal berharga bagi BTN Syariah yang saat ini tengah menjalani proses spin off dari unit syariah menjadi bank umum syariah.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Nixon Napitupulu di kantor Kementerian BUMN, Selasa (21/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sementara itu, dana pihak ketiga mencapai Rp 374 triliun per akhir Januari 2025, tumbuh 8,7 persen yoy dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 344,25 triliun. Laju kenaikan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit bukan hanya menunjukkan tingginya kepercayaan publik terhadap BTN, juga mencerminkan kemampuan ekspansi ke depan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P Napitupulu menjelaskan pertumbuhan kredit perseroan yang tetap positif memperlihatkan bahwa permintaan KPR memang tidak pernah lesu, seberat apa pun tantangan kondisi ekonomi dan kemampuan daya beli konsumen.
“Memiliki rumah merupakan impian semua orang dan selalu menjadi prioritas. Sebagai bank yang mendapat mandat khusus di sektor ini, tentu kami harus mampu menyediakan akses pembiayaan seluas luasnya bagi masyarakat untuk memiliki rumah. Apa pun situasinya, termasuk ketika industri bank menghadapi isu likuiditas berbiaya tinggi,” kata Nixon.
Dia melanjutkan, BTN Tetap ekspansif di tengah situasi ekonomi yang menantang merupakan pilihan strategis BTN. Hal ini bentuk dukungan dan komitmen BTN terhadap agenda prioritas pemerintah dalam menekan angka backlog perumahan. Akselerasi dibutuhkan agar jumlah masyarakat yang belum memiliki hunian layak dapat ditekan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
“Menjalankan fungsi bisnis dan sosial secara bersamaan memang bukan perkara mudah, tapi kami harus mampu melakukan itu. Maka itu, tantangan terbesarnya adalah bagaimana kredit yang kami salurkan berkualitas tinggi dengan proses bisnis yang lebih cepat dan biaya kredit (cost of credit) semakin baik,” kata Nixon.
Nixon menjelaskan, transformasi digital yang terus disempurnakan dalam beberapa tahun terakhir akan menjadi game changer bagi bisnis BTN. Peluncuran aplikasi super Bale dan implementasi BTN Digital Store bakal berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit berkualitas dan penghimpunan dana murah.
“Kami juga secara agresif mempertebal bisnis KPR nonsubsidi dan high yield loan untuk memperbaiki tingkat margin. Agenda transformasi digital dan ekspansi ke segmen komersil kami lakukan secara simultan, berkelanjutan untuk membawa bank ini ke level lebih tinggi,” kata Nixon.
ADVERTISEMENT
Dari aktivitas penyaluran kredit, BTN meraih pendapatan bunga Rp 2,36 triliun. Setelah dikurangi beban bunga Rp 1,5 triliun, pendapatan bunga bersih mencapai Rp 854 miliar. Sementara itu, laba bersih tahun berjalan senilai Rp 102 miliar.