BTN: Dana KPR Subsidi 2024 Turun Jadi Rp 13,7 Triliun untuk 166 Ribu Unit Rumah

27 Februari 2024 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membeberkan ada penurunan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2024, untuk pembiayaan subsidi perumahan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
ADVERTISEMENT
Direktur Consumer and Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar menuturkan tahun ini, porsi FLPP bagi KPR subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah sebesar Rp 13,7 triliun, untuk membangun sebanyak 166.000 unit rumah.
Padahal, menurutnya realisasi FLPP tahun lalu mencapai 229.000 unit dengan nilai Rp 26,3 triliun. "Tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2023 (dengan) realisasi FLPP sebanyak 229.000 unit, nilainya Rp 26,3 triliun. Di tahun 2024 yang tersedia saat ini sebanyak 166 unit dengan anggaran baru di APBN sekitar Rp 13,7 triliun," kata Hirwandi dalam Webinar Property Outlook 2024: Prospek Pembiayaan Perumahan di Tahun Politik pada Selasa (27/2).
Selain bersumber dari APBN, Hirwandi berharap, dana untuk pembiayaan KPR subsidi tahun ini akan ditambah dengan adanya guliran pengembalian dana FLPP yang sudah disalurkan, seperti tambahan dana bakal KPR subsidi tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Seorang bocah bermain sepeda di kawasan perumahan subsidi pemerintah di Perumahan Sasak Panjang 2, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/2/2021). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Hirwandi kemudian membidik target pembangunan KPR subsidi tahun ini berkisar antara 220.000 hingga 250.000 unit. "Mudah-mudahan tahun ini akan ada tambahan (dana) lagi supaya minimal mungkin sekitar 220.000 sampai 250.000 unit yang bisa disalurkan di tahun 2024 ini," imbuh Hirwandi.
Namun, Hirwandi tidak menjelaskan secara rinci berapa nominal dana yang dibutuhkan untuk membangun 220.000 hingga 250.000 unit rumah KPR subsidi tersebut.
Di sisi lain, Hirwandi mengatakan KPR masih digandrungi masyarakat bahkan jauh mengungguli pilihan pembayaran pembelian rumah lainnya, baik pembayaran tunai bertahap maupun pembayaran tunai.
“Pilihan untuk pembelian rumah masih didominasi oleh KPR masyarakat masih menganut ini. Pilihan masyarakat terhadap KPR juga mendorong KPR untuk tetap tumbuh positif di samping didukung oleh sejumlah kebijakan dari pemerintah,” jelas Hirwandi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), skema pembiayaan utama dalam pembelian rumah primer adalah KPR, dengan pangsa sebesar 75,89 persen dari total pembiayaan pada kuartal IV 2023, kemudian diikuti oleh pembayaran tunai bertahap 17,24 persen dan tunai 6,73 persen.