BTN: Insentif Properti Bisa Tekan Backlog Perumahan

27 Oktober 2023 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara sebuah kompleks perumahan yang sedang dibangun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara sebuah kompleks perumahan yang sedang dibangun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN optimistis insentif di sektor properti dapat memperluas kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memiliki rumah. Selain itu, hal ini juga bisa menekan angka backlog atau kekurangan perumahan.
ADVERTISEMENT
Mulai November 2023 hingga Juni 2024, akan ada pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) 100 persen untuk pembelian rumah do bawah Rp 2 miliar. Selanjutnya, PPN DTP diberikan sebesar 50 persen untuk periode Juli-Desember 2024.
Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif bagi MBR berupa bantuan biaya pengurusan administrasi rumah mulai dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan lainnya mencapai Rp 4 juta.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan, insentif sektor properti itu juga akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan kredit, utamanya kredit pemilikan rumah (KPR).
"Hingga Agustus 2023 kami mencatatkan portfolio KPR, baik subsidi maupun nonsubsidi, tumbuh double digit di atas 10 persen. Dengan ada insentif tersebut, kami optimistis tren pertumbuhan KPR masih berlanjut hingga akhir 2024,” ujar Hirwandi dalam keterangannya, Jumat (27/10).
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, sebanyak 90 persen dari total nasabah KPR BTN merupakan pembeli rumah pertama, dengan pembelian langsung melalui lebih dari 7.000 mitra developer BTN. Sehingga, dengan stimulus pemerintah tersebut, Hirwandi berharap semakin banyak masyarakat Indonesia dapat memiliki hunian.
Tak hanya itu, angka kesenjangan kepemilikan dengan kebutuhan rumah atau backlog juga diharapkan menurun dengan adanya insentif tersebut. Adapun di 2022, angka backlog perumahan sebanyak 12,7 juta.
“Insentif ini selain untuk sektor perumahan, juga akan berdampak ekonomi nasional karena perumahan memberikan multiplier effect bagi 185 subsektor yang terkait dengan industri ini,” jelasnya.
Hirwandi menjelaskan, insentif sektor properti juga akan mendorong penyaluran KPR, karena mayoritas calon pembeli rumah masih menjadikan KPR sebagai pilihan utama untuk memiliki rumah.
ADVERTISEMENT
Di Bank BTN, ujar Hirwandi, lebih dari 90 persen portofolio KPR BTN masih didominasi oleh rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar, termasuk di dalamnya yakni segmen rumah murah.