Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN ) Nixon LP Napitupulu mengatakan kehadiran pinjaman online (pinjol) menjadi kendala masyarakat untuk mengakses pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi. Hal ini diungkapkan Nixon dalam acara dialog bersama asosiasi pengembang, industri perumahan, dan sejumlah kementerian dalam rangka percepatan penyaluran program 3 juta rumah di Menara BTN, Jumat (29/11).
ADVERTISEMENT
“Izin pinjol yang sering disampaikan temen-temen terkait dengan SLIK OJK. Bahkan ada 30 persen aplikasi yang diajukan developer untuk beli rumah KPR subsidi ditolak karena memiliki SLIK OJK merah karena pinjol,” kata Nixon.
Nixon menegaskan, masalah pinjol ini perlu diperhatikan dan diselesaikan dengan memberikan solusi yang bisa membantu masyarakat agar mudah dalam mengakses KPR subsidi.
“Padahal, saldonya kadang-kadang saldonya hanya Rp 200 ribu. Cuma bank harus menghormarti SLIK OJK sehingga kami tidak bisa menyetujui karena ketentuannya seperti itu,” ujar Nixon.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), outstanding pinjaman di fintech P2P lending atau pinjol secara perseorangan tercatat sebesar Rp 61,52 triliun hingga Juni 2024, dengan jumlah 18.326.831 peminjam.
Tingkat kredit macet atau TWP90 di level 2,79 persen. Sedangkan pinjaman perseorangan yang tercatat macet sebesar Rp1,37 triliun, dengan jumlah 547.692 peminjam. Dari total outstanding yang macet tersebut, didominasi oleh peminjam berusia 19-34 tahun atau dari kalangan milenial dan generasi Z (gen Z) sebanyak 289.128 peminjam atau sebesar Rp 697,78 miliar.
ADVERTISEMENT