Buah Tangan Hermanto Dardak di PUPR: Jembatan Suramadu hingga Kelok 9

21 Agustus 2022 7:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Suramadu di Madura. Foto: siraphat/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Suramadu di Madura. Foto: siraphat/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jembatan Suramadu hingga Kelok 9 di Sumatera Barat adalah dua di antaranya proyek infrastruktur PUPR yang lahir dari tangan Hermanto Dardak.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri PUPR periode 2009-2014 itu meninggal dunia karena mengalami kecelakaan di Jalan Tol Pemalang-Batang pada Sabtu dini hari (20/8).
Ayah dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak itu telah mendedikasikan diri di PUPR selama puluhan tahun. Hermanto bergabung ke Direktorat Jenderal Bina Marga PUPR pada tahun 1982.
Di PUPR, Hermanto tercatat memegang sejumlah jabatan. Mulai dari Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri (1995-1998), Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal (1998-1999), lalu Kepala Pusat Kajian Kebijakan (2002-2003).
Selanjutnya, Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen PU (2005-2007), Direktur Jenderal Bina Marga (2007-2009), Wakil Menteri PUPR (2009-2014), dan Kepala BPIW (2015-2017).
Hermanto Dardak. Foto: Antara
Jabatan terakhir yang dipegang pria kelahiran Trenggalek itu adalah Widyaiswara Utama Kementerian PUPR. Sementara di luar PUPR, Hermanto aktif dalam organisasi Persatuan Insinyur Indonesia. Organisasi itu sempat ia pimpin pada 2015-2018.
ADVERTISEMENT
Di bidang pendidikan, dia adalah Kaprodi S2 Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pancasila.

Bangun Jembatan Suramadu hingga Kelok 9

Beberapa karya Hermanto dalam pembangunan infrastruktur yakni pembangunan Jembatan Suramadu di Jawa Timur. Kemudian Jembatan Kelok 9 di Sumbar, perencanaan Jembatan Selat Sunda, hingga terlibat dalam lahirnya UU nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan UU nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
Hermanto diganjar Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2014. Di samping itu, dia juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang mendapat penghargaan International Road Federation Professional of The Year 2014.