Buat Perpanjang IUPK, Komitmen Investasi Vale Indonesia Tembus Rp 178 Triliun

3 April 2024 20:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja di area pertambangan PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja di area pertambangan PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan mengembangkan 4 proyek fasilitas pengolahan atau smelter dengan total investasi USD 11,2 miliar atau setara Rp 178 triliun (kurs Rp 15.954 per dolar AS) hingga tahun 2029.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan komitmen investasi Vale Indonesia tersebut sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), selain divestasi saham.
Adapun perusahaan sudah resmi melepas atau divestasi 14 persen saham kepada MIND ID. Divestasi ini untuk memperpanjang Kontrak Karya (KK) perusahaan menjadi IUPK.
Divestasi ini mengubah porsi pemegang saham Vale Indonesia yaitu 34 persen MIND ID, diikuti Vale Canada Limited 33,88 persen, saham yang dimiliki publik 20,63 persen, dan Sumitomo Metal Mining (SMM) 11,48 persen.
"Sebagai salah satu persetujuan penuntasan pengembangan seluruh wilayah atau RPSW untuk mengajukan permohonan perpanjangan kontrak menjadi IUPK, PT Vale wajib melakukan komitmen investasi dan pembiayaannya," ujar Arifin saat Rapat Kerja Komisi VII DPR, Rabu (3/4).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kantor Ditjen Migas, Jumat (16/2). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Proyek pertama adalah investasi tambang dan smelter HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan, dengan investasi sebesar USD 2 miliar yang akan mulai start up di tahun 2027. Proyek ini bermitra dengan perusahaan China, Huayou.
ADVERTISEMENT
Kemudian, investasi tambang nikel dan smelter HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dengan investasi sebesar USD 4,6 miliar yang akan start up di akhir tahun 2026. Proyek ini akan bermitra dengan Huayou dan Ford.
Selanjutnya adalah investasi tambang nikel dan smelter RKEF di Bahodopi, Sulawesi Tengah, dengan investasi senilai USD 2,6 miliar dan target start up di tahun 2026. Proyek ini bermitra dengan perusahaan China, Tisco dan Xinhai.
"Ada 4 program yang semuanya bernilai kurang lebih USD 11,2 miliar yang akan dilakukan diselesaikan sampai 2029, dua diantaranya tahun 2026 sudah selesai," tutur Arifin.
Ditemui usai rapat, Arifin mengungkapkan ada 1 proyek lain yang akan direalisasikan oleh Vale Indonesia, sehingga total komitmen investasinya meningkat jadi USD 11,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Proyek tersebut adalah SOA HPAL yang saat ini masih dalam proses eksplorasi. Potensi pabrik HPAL itu mencapai 60.000 nikel dalam MHP per tahun dan akan menggandeng investor international automaker atau perusahaan non China. Investasinya mencapai USD 1,8 miliar atau Rp 30 triliun.
"Ya, sekarang sudah ada rencana investasi strategis yang nilainya hampir USD 11 miliar, itu kan dilaksanakan sampai tahun 2029," ungkap Arifin.
"Yang satu lagi kan nanti yang mau masuk belakang. Sudah MoU (nota kesepahaman)," tambahnya.
.