Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Budaya Minum Bir di Korea Jadi Pasar Empuk Bagi Multi Bintang
14 Mei 2018 14:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Adegan meminum alkohol, entah soju atau pun bir memang sudah tak asing lagi di dalam kultur masyarakat Korea. Meski termasuk sebagai kebiasaan yang buruk bagi kesehatan, tapi banyak kalangan muda yang memilih untuk meminum alkohol saat berkumpul bersama teman.
ADVERTISEMENT
Kultur ini juga yang akhirnya banyak dilihat dalam hampir di setiap drama Korea. Ternyata, hal ini dianggap sebagai peluang untuk memperluas sayap ekspor salah satu produsen bir lokal Indonesia, PT Multi Bintang Tbk (MLBI), ke Korea Selatan.
"Dengan bir, percakapan di antara beberapa pihak bisa menyenangkan. Seseorang juga menjadikan sebuah kebersamaan sebagai momentum hangat dengan mengonsumsi bir," kata Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-boem saat ditemui di Tangerang, Senin (14/5).
Karenanya, tepat pada hari ini, pemilik merek Bir Bintang tersebut melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan. Lewat ekspor ini, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita juga berharap hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan bisa terjalin lebih erat dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Korea Herald, kalangan muda di Korea Selatan rata-rata meneguk sebanyak 14 gelas bir setiap minggunya. Angka ini terbesar di dunia. Bahkan, sekitar hampir 67% masyarakat Korea Selatan pada usia 30 memiliki kebiasaan minum bir di atas batas kebiasaan yang direkomendasikan oleh WHO.
Konsumsi bir yang disarankan oleh WHO adalah sebanyak 3 gelas per harinya. Sedangkan, rakyat wanita diketahui rata-rata mengonsumsi sebanyak 4 gelas dan sebanyak 9 gelas dikonsumsi oleh rakyat pria tiap harinya.
"Jadi kami betul-betul akan upayakan dan menjaga investasi Korea yang sudah ada di Indonesia dan juga kita harapkan market akses yang dibuka di Korsel. Apalagi nanti dengan perjanjian RECP (Regional Comprehensive Economic Partnership). Kalau RECP sudah bisa kita selesaikan sebesar 50% dari total perdagangan dunia, maka akan ada di ASEAN, yaitu China, India, Korsel, Jepang, Australia, dan New Zealand," kata Enggar.
ADVERTISEMENT