Budi Arie Pastikan Produk Milik Koperasi Susu Akan Diserap Industri

11 November 2024 17:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi di gedung DPR RI, Jakarta pada Rabu (6/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi di gedung DPR RI, Jakarta pada Rabu (6/11). Foto: Abid Raihan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi memastikan produksi peternak dan koperasi susu di bawah binaan Kemenkop dapat terserap oleh industri pengolahan susu (IPS) dengan cara berkoordinasi lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
"Dalam hal ini Kemenkop akan berkoordinasi dengan koperasi susu dan IPS di seluruh Indonesia untuk menjamin penyerapan produksi susu koperasi," ungkap Budi Arie di Kementerian Koperasi, Jakarta (11/11).
Tak hanya itu, Budi Arie juga bakal berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso guna meninjau regulasi impor susu.
"Ini yang harus kita lakukan langkah-langkah untuk peninjauan permasalahan dan regulasi yang ada, kondisi ini diperparah lagi dengan para pelaku IPS yang mengimpor bukan dalam susu segar tapi dalam bentuk skimmed atau susu bubuk," tutur Budi.
Mantan Menkominfo era Jokowi itu pun memastikan, ke depan pemerintah bakal mengandalkan produksi susu sepenuhnya di dalam negeri, terlebih untuk program besar Presiden Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).
ADVERTISEMENT
Kemenkop telah memerintahkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk memberikan pembiayaan koperasi susu. Tujuannya untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi.
Budi Arie juga menyarankan koperasi susu mulai memasuki hilirisasi produk susu, dan terakhir memperkuat koperasi susu lewat standar mutu produksi sesuai dengan kebutuhan pabrik.
"Melalui kemitraan antarpabrik dengan koperasi atau peternak baik dalam teknologi pengolahan atau teknologi penyimpanan sehingga produksi yang berlebih dapat ditangani sesuai standar mutu yang tinggi," katanya.
"Koperasi perlu membuat antisipasi atau alternatif untuk mengelola susu ke produk turunan lain seperti yoghurt dan keju, kerja sama antarlembaga terutama BRIN dalam memformulasikan bibit sapi unggul, berkualitas hingga satu sapi perah dapat digunakan minimal 25 liter susu per ekor per hari," lanjut Budi.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Budi Arie merekomendasikan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mencanangkan inovasi baru yakni skimmed milk powder, skimmed bubuk, dan sisa susu yang dihasilkan dari produksi keju dengan harga yang bersaing.