Budi Arie Sebut Koperasi Susu Akan Diutamakan di Program Makan Gratis

19 November 2024 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi. Foto: Adimas Abram/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi. Foto: Adimas Abram/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi memastikan produksi peternak dan koperasi susu akan diutamakan sebagai pemasok program makan bergizi gratis (MBG) yang rencananya akan dimulai pada Januari 2025 mendatang. Dia mengatakan makan bergizi akan menyasar 15 juta penerima manfaat sehingga koperasi perlu memperhatikan kualitas susu yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
"Program makan berisi gratis itu di tahap awal 2025 ini menyasar, 15 juta penerima manfaat. Kalau 15 juta itu rata-rata 200 ml susu, artinya sehari perlu 3 juta liter susu. Nah, gabungan koperasi seluruh Indonesia GKSI, kemarin saya sudah cek, mereka per hari 1,3 juta liter susu. Artinya kan kurang dari setengah, kurang dari 50%," kata Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta Selatan, Senin (18/11).
"Artinya nggak usah khawatir, saya sudah bilang sama teman-teman GKSI, nggak usah khawatir susu kalian tidak terbeli atau terserap. Karena pasti akan diutamakan. Begitu lho," tambah dia.
Dia menuturkan pemerintah akan membantu meningkatkan hasil produksi susu koperasi dengan mengisi kekosongan sapi. Eks Menkominfo itu menjelaskan, pemerintah berencana melakukan impor sapi perah untuk mencukupi kebutuhan yang ada.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurut dia, populasi sapi perah di Indonesia masih rendah sekitar 300 ribu ekor. Sehingga, produktivitas sapi perah masih rendah sekitar 10-12 liter per hari
"Nah, tinggal bagaimana koperasi susu menjaga kualitas susu produksi mereka. Memang dari angka-angka ini agak memperhatikan karena GKSI bilang sama saya laporan masih ada sekitar 65 ribu kandang kosong. Nah, kalau 65 ribu kandang kosong itu diisi oleh sapi, itu rata-rata 10 liter aja," ucap dia.
Sejumlah siswa menikmati hidangan saat uji coba pemberian makanan bergizi gratis di SDN 103 Inpres Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (13/11/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Budi Arie memastikan kasus protes peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali karena adanya pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS) tak akan terulang kembali. Dia menuturkan pemerintah akan menjadi penengah.
"Begini, itu memang ada berbagai persoalan teknik, soal timbangan susu, kualitas susu. Ada alat-alatnya lah yang sehingga membuat tidak terjadi kesepakatan. Tapi ya, itu harus dijembatani lah, begitu," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Tapi kasus yang susu di Boyolali ini mudah-mudahan tidak terjadi di tempat lain," tutup Ketum relawan Projo itu.
Proses pengolahan susu segar di Koperasi Suka Makmur, Pasuruan. Foto: Arifin Asydhad