Buka-bukaan, Mitratel Ungkap Alasan di Balik Aksi Buyback Saham Rp 1 Triliun

9 Juni 2022 9:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
zoom-in-whitePerbesar
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, melangsungkan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85% saham kepada publik. Foto: Dok. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk
ADVERTISEMENT
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel tengah menjalankan aksi pembelian kembali (buyback) saham sebesar-besarnya senilai Rp 1 triliun. Ditawarkan di harga Rp 800 saat penawaran saham publik perdana atau initial public offering (IPO), emiten pengelola bisnis menara telekomunikasi itu kini harganya di kisaran Rp 700.
ADVERTISEMENT
Chief Investment Officer Mitratel, Hendra Purnama, mengatakan harga saham MTEL di pasar saat ini tidak mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Hal itulah yang melatarbelakangi dilakukannya pembelian kembali saham Mitratel.
"Intensionnya terutama yaitu yang waktu kita announce adalah karena kita melihat ada gap antara valuation yang menurut kita dengan yang ada di market saat itu," kata Hendra dalam FGD Media bertema 'Telkom's Future Growth Engine' di Yogyakarta, Rabu (8/6).
Dari komunikasi dengan kalangan investor, lanjutnya, banyak yang mempertanyakan harga saham MTEL yang tak kunjung naik, apalagi melampaui harga IPO. Pada hari IPO Senin (22/11/2021), saham MTEL sempat menyentuh harga Rp 850. Tapi kemudian terus turun bahkan sempat menyentuh Rp 665 di Mei lalu.
ADVERTISEMENT
"Jadi banyak pertanyaan dari investor, secara fundamental Mitratel itu bagus, kuartal pertama result (laporan keuangan) juga fine. Kenapa ya harganya gak naik-naik, gitu lho. Nah atas input dari situ kita melakukan buyback," imbuhnya.
Pada kuartal I 2022 atau kuartal pertama sejak IPO, Mitratel membukukan laba bersih sebesar Rp 459 miliar. Realisasi tersebut naik 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 343 miliar.
Pertumbuhan laba bersih anak usaha dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini ditopang oleh meningkatnya pendapatan konsolidasi Mitratel sebanyak 21,5 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 1,87 triliun per Maret 2022.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengungkapkan saat ini perusahaannya memiliki dan mengelola lebih dari 28.500 menara telekomunikasi. Selain menjadi pemilik menara terbanyak di antara perusahaan sejenis, sebaran menaranya juga merupakan yang terluas di seluruh wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, lanjutnya, tenancy ratio menara-menara Mitratel masih relatif rendah dibandingkan yang lain. Tenancy ratio dihitung dari perbandingan jumlah perangkat milik seluruh tenan yang terpasang di menara-menara milik Mitratel, dibandingkan dengan jumlah seluruh menara tersebut.
"Ini menunjukkan Mitratel masih menawarkan peluang tumbuh yang besar, jadi sebenarnya sangat menarik buat investor," kata pria yang akrab disapa Teddy itu.
Operator seluler yang menjadi klien atau tenan utama Mitratel, berturt-turut adalah Telkomsel sebagai perusahaan satu grup, berikutnya Indosat, Hutchinson, Smartfren, dan Excelcomindo.