Bukan Bakar Uang, Ini Siasat Sederet Startup Bertahan di Tengah Badai PHK

25 Juli 2022 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi startup. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi startup. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berbagai perusahaan teknologi rintisan atau startup Indonesia tengah menghadapi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Belum lagi masalah ekonomi global yang menghantam ketersediaan modal dari para investor.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, masih ada beberapa startup mendapat keuntungan di tengah situasi tersebut. Adapun sebagian perusahaan yang tidak mengandalkan dari modal ventura, seperti startup Belajarlagi dan Psikologimu.
“Kamis tidak terlalu cari venture capital karena fokusnya profitability improve product. Kamis sudah profit sejak tahun pertama, makanya kita tetap menjaga profit itu,” ujar Founder Belajarlagi Faiz Ghifari kepada kumparan dalam wawancara eksklusif yang diadakan Upturn Indonesia belum lama ini.
Belajarlagi adalah platform pembelajaran online yang menyediakan digital skill termasuk digital marketing dan UI/UX Design. Belajarlagi saat ini memiliki lebih dari 33 ribu murid.
“Yang membedakan startup ini dengan startup lain yaitu student experience, termasuk hal detail dan mentor. Tersedia bootcamp mulai dari digital marketing dan social media specialization,” katanya.
ADVERTISEMENT
Faiz menyebut tidak semua startup mengalami badai PHK, tergantung model pendanaan dan tipe industri. Mengurangi karyawan maupun proses menjadi tantangan di ketidakpastian ekonomi global saat ini.
“Ini menjadi momentum untuk fokus proses apa yang harus diprioritaskan di startup. Kami fokusnya growth at all cost dan sekarang sedang menambah jumlah karyawan,” terang Jono.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Belajarlagi melakukan diversifikasi bisnis dengan aliran modal tetap masuk meskipun proses pendanaannya lebih lama, seperti kolaborasi dengan pemerintah dan Business to Business (B2B).
Sementara itu, Founder Psikologimu Nova Ariyanto Jono mengatakan startup-nya tidak melakukan bakar uang untuk operasional bisnis. Psikologimu sudah sustainable sejak awal dibentuk.
Founder Psikologimu Nova Ariyanto Jono. Foto: Dok. Nova Ariyanto Jono
“Kita pendanaannya dari hasil persentase dengan melakukan partnership, dan ada klien B2B. Bisnis kita mirip konvensional, tapi berbasis teknologi sehingga bisa bertumbuh lebih cepat dan menjangkau banyak orang,” sambung Jono.
ADVERTISEMENT
Psikologimu adalah startup untuk membantu masyarakat mendapatkan akses kesehatan mental. Dengan aplikasi ini, konsumen bisa mendapat konsultasi terjangkau ke psikologi berlisensi kapanpun.
“Ketidakpastian ekonomi sedikit berdampak pada bisnis kami. Tapi kita yakin tumbuh 3-4 tahun lagi,” imbuhnya.
Jono berharap bisa mendapat kesempatan kolaborasi dengan beberapa kementerian, seperti Kemendikbudristek dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menyediakan pre-mental healthcare seperti tes minat bakat sebelum kuliah dan tes kesehatan mental anak.
Upturn Indonesia. Foto: Upturn Indonesia
Selain Belajarlagi dan Psikologimu, ada 99 startup yang bergabung ke platform startup accelerator PT Upturn Akselerasi Nusantara (Upturn Indonesia). Di antaranya CariMobil, Rakamin Academy, Bintang Kecil, Goritax, Tentoin, Broiler X, Kibble, Stellar X, Jaramba, Sgara, Bengkel Mania, dan Wiseree.