Bulog: Daging Kerbau India Tak Akan Matikan Usaha Peternak Lokal

20 Desember 2017 11:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operasi pasar daging sapi dan kerbau jelang Natal (Foto: Selfy Sandra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Operasi pasar daging sapi dan kerbau jelang Natal (Foto: Selfy Sandra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perum Bulog gencar menjual daging kerbau yang diimpor dari India sejak setahun terakhir. Jumlah daging kerbau yang diimpor juga cukup besar, mencapai puluhan ribu ton.
ADVERTISEMENT
Direktur Komersial Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan saat ini Bulog masih memiliki sekitar 21.000 ton daging kerbau. Daging kerbau rutin dilepas ke pasar guna menekan sekaligus menstabilkan harga daging sapi segar di dalam negeri.
"Kita sementara masih (mengimpor) dari India. Di kita ada 21.000 ton daging kerbau," ungkap Tri saat ditemui di kantor Bulog Divre Jakarta yang beradad di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (20/12).
Operasi pasar daging sapi dan kerbau (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Operasi pasar daging sapi dan kerbau (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Untuk harga jual daging kerbau juga lebih murah dibandingkan daging sapi segar. Bulog hanya mematok Rp 75.000 sampai Rp 80.000/kg, lebih murah dari daging sapi segar yang harganya mencapai Rp 110.000/kg.
"Harga daging yang fresh biasanya di atas Rp 100.000. Ya mungkin karena pasokan ternaknya berkurang," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Meski memiliki harga jual lebih murah, kehadiran daging kerbau India tidak akan mematikan usaha para peternak lokal. Tri menegaskan pangsa pasar daging kerbau India dan daging sapi segar lokal berbeda.
"Enggak lah. Peternak lokal masih jalan. Di pasar masih liat daging fresh dari peternak lokal masih ada. Saya kira pemerintah tidak akan mematikan mekanisme seperti itu dan kita tetap mengimbangi pasar saja, kita hanya pilihan saja," sebutnya.