Bulog: Harga Beras Impor Jadi Mahal Imbas Rupiah Tertekan

25 April 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi meninjau stok beras di Pergudangan Bulog Manggis pada Kamis (4/4/2024). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi meninjau stok beras di Pergudangan Bulog Manggis pada Kamis (4/4/2024). Foto: Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi mengaku, harga beras dan jagung impor penugasan pemerintah menjadi lebih mahal imbas Rupiah melemah. Rupiah tertekan sampai ke level Rp 16.000 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya kalau terjadi peningkatan dolar atau pelemahan rupiah maka itu langsung (naik). Jadi tonase (beras dan jagung impor) dikali dengan harga dikali dengan kurs. Kalau kursnya naik 10 persen maka total kebutuhan biaya untuk membayar impor naik 10 persen. Itu langsung (naik) sifatnya," kata Bayu saat media gathering di kantornya, Kamis (25/4).
Asumsi harga beras impor yang dipakai Bulog adalah dengan dolar sesuai asumsi APBN. Sehingga bila dolar sudah melebihi asumsi APBN akan mengakibatkan kenaikan biaya yang dibutuhkan.
Bayu melanjutkan, salah satu alasan mengapa Bulog memberikan aspirasi perlunya kebijakan stabilisasi pangan jangka panjang adalah untuk juga mengelola risiko-risiko seperti pelemahan rupiah.
"Kalau kita punya program stabilisasi jangka panjang, risiko kurs sebenarnya paling tidak sedikit diredam dengan menggunakan kontrak pembelian jangka panjang, saya tidak hanya mengatakan untuk impor tapi dalam negeri juga. Itu pentingnya kita punya kebijakan jangka panjang," kata Bayu.
ADVERTISEMENT
Direktur Bulog, Bayu Krisnamurthi saat media gathering di Kantor Bulog Jakarta, Kamis (25/4/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Hal itu bukan berarti Bulog ingin impor dalam jangka panjang, tapi lebih kepada perencanaan yang lebih matang untuk antisipasi risiko-risiko ke depan.
"Bagaimana cara menghadapinya? Bagi Bulog, importasi itu penugasan, oleh sebab itu sebenarnya ini pass through kepada subsidi, APBN. Kami telah berkoordinasi intens dengan Kemenkeu serta perbankan yang membiayai untuk bisa melakukan perhitungan bersama atas masalah atau situasi nilai tukar ini," ujarnya.
Bulog juga telah melakukan stress test yang terus menerus diperbaharui dari waktu ke waktu. Dengan melihat pergerakan rupiah kepada dolar, Bulog terus melakukan simulasi.
"Sampai dengan saat ini bisa saya sampaikan bahwa dengan kerja sama intens dengan Kemenkeu dan perbankan, kegiatan Bulog untuk memperkuat stok masih bisa terjaga," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Kami masih bisa menjaga kredibilitas Bulog, terutama terhadap para supplier bahwa meski ada perubahan kurs, Bulog masih cukup likuid untuk biayai kegiatan impor," sambung dia.