Bulog Indramayu Serap 81.386 Ton Setara Beras per Mei 2025

10 Mei 2025 9:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ngangkut beras. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ngangkut beras. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kantor Cabang Bulog Indramayu, Jawa Barat, mencatat capaian signifikan dalam penyerapan gabah dan beras hingga pertengahan tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Hingga 8 Mei 2025, realisasi penyerapan telah mencapai 81.386 ton setara beras, atau 75,92 persen dari target tahun ini yang sebesar 107.206 ton. Pencapaian ini menunjukkan langkah konkret Bulog dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah Indramayu.
Wakil Kepala Cabang Bulog Indramayu, Rendy Saktiko, menjelaskan bahwa dari total target 107.206 ton setara beras, terdapat rincian target Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 136.550 ton dan target beras 34.316 ton.
Hingga saat ini, realisasi penyerapan GKP telah mencapai 130.699 ton atau 95,71 persen dari target, sementara penyerapan beras mencapai 11.619 ton atau 33,85 persen.
“Dengan capaian 75,92 persen, kami akan maksimalkan penyerapan gabah di tingkat petani, terutama menjelang akhir masa panen raya,” ujar Rendy kepada **kumparan**, Jumat (9/5/2025).
ADVERTISEMENT
Meski menghadapi tantangan seperti naiknya harga gabah dan berakhirnya musim panen raya, Bulog Indramayu tetap optimistis dapat mencapai target 100 persen.
Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan kapasitas gudang. Rendy mengakui bahwa gudang Bulog saat ini sudah penuh. Namun demikian, hal itu tidak menghentikan proses penyerapan.
“Kami aktif menyewa gudang kosong dan bekerja sama dengan mitra untuk meminjamkan fasilitas penyimpanan,” jelasnya.
Rendy menegaskan, Bulog tidak akan menghentikan penyerapan hanya karena keterbatasan gudang. Saat ini, Bulog Indramayu telah memiliki 38 gudang tambahan (filial) untuk mendukung distribusi dan penyimpanan.
“Tidak ada alasan untuk berhenti menyerap gabah. Ini komitmen kami untuk mendukung petani sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Langkah antisipatif ini sejalan dengan prioritas Bulog untuk memastikan ketersediaan beras di pasaran tetap terjaga, serta melindungi petani dari fluktuasi harga.
ADVERTISEMENT