Bulog Jateng Target Serap Gabah Petani Lokal 350 Ribu Ton di 2025

7 Januari 2025 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memanggul karung berisi beras yang akan didistribusikan di Gudang Bulog Karang Asam Ulu II, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memanggul karung berisi beras yang akan didistribusikan di Gudang Bulog Karang Asam Ulu II, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perum Bulog menargetkan bisa menyerap 350 ribu ton beras dan gabah dari petani lokal usai pemerintah memutuskan mengentikan impor beras pada tahun 2025. Selain itu, distribusi beras lokal juga akan diutamakan untuk masyarakat di Jateng.
ADVERTISEMENT
"Ya kita ditargetkan 3,5 juta ton seluruh Indonesia, khusus di Jateng 350 ribu ton penyerapan, nanti ada penyerapan dalam bentuk gabah dan di daerah-daerah yang belum ada serapan. Naiknya jauh, 3,5 kali lipat," ujar Pimpinan Wilayah Bulog Jateng, Sopran Kenedi, Selasa (7/1).
Sopran menyebut, saat ini stok beras di Jateng masih aman yaitu 120 ribu ton. Stok ini akan terus bertambah agar bisa sampai April 2025.
"Sekarang 120 ribu ton, nanti ada proses bongkar 20 ribu ton. Mudah-mudahan stok 140 ribu ton ini kita cukup sampai April 2025 menjelang panen raya. Stok di Jateng masih tersedia," sebut dia.
Pimpinan Wilayah Bulog Jateng, Sopran Kenedi. Foto: Dok. Istimewa
Demi memenuhi target penyerapan beras, Bulog sudah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya, mengaktifkan kembali lahan panen yang sempat mati.
ADVERTISEMENT
"Kita ada program mitra tani, jadi kerjasama bantuan sarana produksi pertanian kepada para petani. Kemudian di Cepiring ada lahan 70 hektar yang tidak aktif karena hama tikus kita aktifkan lagi untuk ditanam," jelas dia.
Ia optimis beras dari petani lokal dapat memenuhi kebutuhan di Jawa Tengah. Untuk itu, hasil beras dan gabah dari wilayah Jawa Tengah akan diprioritaskan untuk wilayah Jateng dan juga Yogyakarta.
"Jadi kebutuhan di Jateng itu sebulan sekitar 40 ribu ton, artinya prioritas yang dikelola Bulog Jateng ini diprioritaskan untuk penyaluran di wilayah Jawa Tengah dan beberapa akan kita suplai untuk kebutuhan di DIY karena wilayah Banyumas, Magelang ikut DIY. Kalau ada kelebihan penyerapan produksi, akan kita sebarkan ke wilayah lain yang defisit. Jadi Jateng jadi supplay chain," kata Sopran.
ADVERTISEMENT