Bulog Pastikan Masih Ada 700 Ribu Ton Beras Impor yang Masuk ke RI di Akhir 2024

5 November 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Selasa (5/11/2024).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR RI Senayan, Selasa (5/11/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Wahyu Suparyono, memastikan sisa kuota impor beras yang belum masuk saat ini sebesar 700 ribu ton akan tiba sebelum pergantian tahun. Dia mengatakan pihaknya akan bekerja keras agar sisa kuota impor beras tersebut tidak harus direalisasikan pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
“Sekarang yang sedang berproses, itu harus di Desember lah masuk pertengahan. Kita lebih cepat lebih baik. Enggak lah. Yang terakhir jangan nyebrang,” kata Wahyu di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (5/11).
Realisasi impor beras per Oktober 2024 mencapaicapai 2,9 juta ton dari kuota impor yang ditugaskan sebesar 3,6 juta ton.
Wahyu telah meminta Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, agar mempercepat proses impor tersebut.
Sejumlah pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/5/2024). Foto: Yudi Manar / ANTARA FOTO
Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Wahyu memaparkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) capai 1,6 juta ton per Jumat (5/11).
“Tanggal 1 November atau hari Jumat stok komoditas beras 1.653.799 ton, tepung terigu 224 ton, kemudian minyak gorenng 5.237 kilo liter, daging sapi 20 ton, gula pasir 17.934, telur 9 ton, jagung PSO 97.131, dan jagung komersial 18.281 ton,” jelas Wahyu.
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya Wahyu menjelaskan pada Januari hingga Oktober 2024, Indonesia mengimpor beras dari Thailand sebanyak 1,04 juta ton, dari Vietnam dengan total sebanyak 1,02 juta ton, diikuti Myanmar 451.468 ton, Pakistan 388.675 ton, dan Kamboja 22.500 ton