Bulog Pelihara 300.000 Ton Beras Impor yang Sudah 6 Bulan di Gudang

29 April 2025 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memanggul karung berisi beras yang akan didistribusikan di Gudang Bulog Karang Asam Ulu II, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memanggul karung berisi beras yang akan didistribusikan di Gudang Bulog Karang Asam Ulu II, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (11/12/2024). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy mengeklaim kondisi beras impor sebanyak 300.000 ton yang dicap rusak sudah disimpan selama 6 bulan di gudang.
ADVERTISEMENT
Menurut dia Bulog telah melaksanakan pemeliharaan terhadap beras-beras impor tersebut.
"Cuma masih dalam kondisi baik, Pak. Kita melaksanakan pemeliharaan itu secara berkala dan sudah dilaksanakan kemarin," ucap Novi di dalam Rapat Komisi IV DPR di Senayan, Selasa (11/3).
Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto menjelaskan Bulog memiliki cara untuk memelihara beras impor yang rusak antara lain dengan menaati Standar Operasional Prosedur (SOP), dan perawatan fungsi sanitasi secara berkala.
"Kita merawat begitu ada kelihatan ada ini kan kita secara rutin. Secara berkala kita perlukan perawatan. Stok-stok. Stok beras kita kan banyak sekali," kata dia.
Berpotensi Rugi Rp 3,6 Triliun
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP Mufti Anam mengatakan imbas beras Impor Perum Bulog yang rusak 300.000 ton, negara telah mengalami kerugian sebesar Rp 3,6 triliun.
ADVERTISEMENT
"Tapi tentu di awal 2025 ada berita yang sedikit mengganggu pikiran kami yaitu ada 300.000 ton beras di gudang bulog yang rusak. Kalau saya hitung-hitung 300.000 ton x 1.000 kg x Rp 12.000 itu duitnya banyak sekali, pak, Rp 3,6 triliun duit negara yang dibuang sia-sia pak Novi,"
Sebelumnya, Perum Bulog buka suara soal adanya temuan beras yang berkutu di gudang Bulog. Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, beras memang merupakan komoditas pangan yang bisa diserang hama ketika proses penyimpanan.
Terlebih menurut dia, Bulog biasanya menyimpan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam waktu yang cukup lama.
“Beras sebagai komoditas pangan berpotensi terkena serangan hama selama penyimpanan. Apalagi beras ini sebagai cadangan pangan pemerintah yang disimpan dalam waktu yang relatif lama,” kata Suyamto kepada kumparan, Minggu (16/3).
ADVERTISEMENT
Suyamto kemudian membeberkan langkah yang diambil Bulog saat ini untuk mencegah meluasnya serangan hama tersebut. Menurut dia, Bulog kini sudah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) dan monitoring monitoring kualitas dan serangan hama secara rutin oleh petugas gudang.
“Tindakan perawatan kualitas juga kita lakukan apabila terjadi serangan hama dengan spraying (penyemprotan) dan fumigasi, untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama (kutu),” jelasnya.