Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bulog Sebut Andalkan Impor Masih Kurang, RI Darurat Beras?
7 Desember 2022 17:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Adapun dalam Rakortas yang digelar 8 November 2022, pemerintah memutuskan Indonesia bisa mendatangkan beras impor sebesar 500 ribu ton untuk stabilitas nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, meskipun Indonesia melakukan impor beras tahun ini, target 1,2 juta itu belum tentu bisa dikejar.
"Memenuhi dari impor pun ini belum tentu ada kepastian sesuai dengan tugas Bulog satu juta. Karena kalau seandainya, saya tak tahu sampai beberapa minggu ini kita bisa penuhi enggak yang tugas 500 ribu," kata Buwas dalam Raker bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Buwas menghitung, apabila di sisa tahun ini ada tambahan serapan 100-200 ribu ton beras, tetap tidak akan mencapai target 1,2 juta ton. Dengan penyaluran beras melalui operasi pasar yang terus berjalan, stok beras Bulog akhir tahun tersisa sekitar 500 ribu ton, dengan asumsi ada tambahan 200 ribu ton di sisa akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Plus Januari-Februari (2023) operasi pasar tinggi, jadi kita akan keluarkan 300 ribu ton lagi. Jadi punya 500 itu dikurangi 300, jadi kembali lagi 200 lagi. Ini yang jadi prediksi kami," kata Buwas.
Buwas menegaskan, pemerintah menghindari importasi beras ketika musim panen di dalam negeri karena itu akan berdampak pada petani. Namun, ketika situasi seperti ini pasokan dalam negeri tidak ada, maka importasi tak bisa dihindari.
Dirinya juga menegaskan pentingnya pasokan cadangan beras yang dikelola Bulog. Pasalnya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini menjadi upaya pemerintah mengintervensi pasar ketika ada lonjakan harga.
"Kita berharap untuk sebagian saja untuk memenuhi cadangan ini ya kita harus impor. Prediksi kami, kebanyakan ini baru mulai tanam, sudah 2-3 minggu tanam, otomatis mulai panen awal Maret (2023)," kata Buwas.
ADVERTISEMENT
Sementara, pada musim panen Maret hingga Juni tahun depan, Bulog berkomitmen untuk dapat menyerap sebesar-besarnya beras dari dalam negeri.
"Hitungan kami, kalau kita dapat 200 ribu tahun ini dan next dapat 300 ribu (tahun depan), kita punya kekuatan maksimal sampai Februari (2023) 600 (ribu)-an. Kalau 600 ribuan, berarti kalau (target Bulog) satu juta, pada panen raya (tahun depan) kita masih punya kesempatan serap 600 ribu ton dari produksi dalam negeri. Itu baru aman untuk kita nanti," pungkasnya.