news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bulog Sebut Andalkan Impor Masih Kurang, RI Darurat Beras?

7 Desember 2022 17:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Perum Bulog tengah berupaya memenuhi target 1,2 juta ton pasokan beras hingga akhir tahun ini. Sampai saat ini, Bulog setidaknya masih butuh sekitar 500 ribu ton untuk mengejar target tersebut.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam Rakortas yang digelar 8 November 2022, pemerintah memutuskan Indonesia bisa mendatangkan beras impor sebesar 500 ribu ton untuk stabilitas nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, meskipun Indonesia melakukan impor beras tahun ini, target 1,2 juta itu belum tentu bisa dikejar.
"Memenuhi dari impor pun ini belum tentu ada kepastian sesuai dengan tugas Bulog satu juta. Karena kalau seandainya, saya tak tahu sampai beberapa minggu ini kita bisa penuhi enggak yang tugas 500 ribu," kata Buwas dalam Raker bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Buwas menghitung, apabila di sisa tahun ini ada tambahan serapan 100-200 ribu ton beras, tetap tidak akan mencapai target 1,2 juta ton. Dengan penyaluran beras melalui operasi pasar yang terus berjalan, stok beras Bulog akhir tahun tersisa sekitar 500 ribu ton, dengan asumsi ada tambahan 200 ribu ton di sisa akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dirut Bulog Budi Waseso pasca RDP dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
"Plus Januari-Februari (2023) operasi pasar tinggi, jadi kita akan keluarkan 300 ribu ton lagi. Jadi punya 500 itu dikurangi 300, jadi kembali lagi 200 lagi. Ini yang jadi prediksi kami," kata Buwas.
Buwas menegaskan, pemerintah menghindari importasi beras ketika musim panen di dalam negeri karena itu akan berdampak pada petani. Namun, ketika situasi seperti ini pasokan dalam negeri tidak ada, maka importasi tak bisa dihindari.
Dirinya juga menegaskan pentingnya pasokan cadangan beras yang dikelola Bulog. Pasalnya Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini menjadi upaya pemerintah mengintervensi pasar ketika ada lonjakan harga.
Tumpukan beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
"Kita berharap untuk sebagian saja untuk memenuhi cadangan ini ya kita harus impor. Prediksi kami, kebanyakan ini baru mulai tanam, sudah 2-3 minggu tanam, otomatis mulai panen awal Maret (2023)," kata Buwas.
ADVERTISEMENT
Sementara, pada musim panen Maret hingga Juni tahun depan, Bulog berkomitmen untuk dapat menyerap sebesar-besarnya beras dari dalam negeri.
"Hitungan kami, kalau kita dapat 200 ribu tahun ini dan next dapat 300 ribu (tahun depan), kita punya kekuatan maksimal sampai Februari (2023) 600 (ribu)-an. Kalau 600 ribuan, berarti kalau (target Bulog) satu juta, pada panen raya (tahun depan) kita masih punya kesempatan serap 600 ribu ton dari produksi dalam negeri. Itu baru aman untuk kita nanti," pungkasnya.