Bulog Tegaskan Belum Ada Penugasan Impor 1 Juta Beras dari India

21 November 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menurunkan beras dari kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan beras dari kapal di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menegaskan belum ada penugasan untuk mengimpor 1 juta ton beras dari India dengan skema kerja sama government to government (G to G).
ADVERTISEMENT
"Belum ada kata-kata G to G, tapi yang jelas sampai hari ini saya belum mendapatkan perintah G to G nya. Belum ada kontraknya sama sekali. Kalau pun stoknya kurang kita lakukan tender," kata Wahyu di Gedung Graha Mandiri Jakarta, Kamis (21/11).
Wahyu menyampaikan, jika stok beras di dalam negeri sebesar 2 juta ton sudah mencukupi, maka dia menegaskan pemerintah tak perlu impor beras.
"Saya sudah laporkan ke Pak Menteri (Zulhas), Kepala Badan, kalau ini stok 2 juta udah cukup ya udah nggak usah impor, jadi persiapan aja kalau dibutuhkan," jelasnya.
Menurut Wahyu, cadangan beras yang tersimpan di Perum Bulog sebanyak 1,8 juta ton sudah aman. Bahkan hingga 31 Desember 2024, kata ia, akan terkumpul 2 juta ton beras.
ADVERTISEMENT
"Cadangan Bulog sudah 1,8 juta ton, udah aman. Sampai 31 Desember 2024 akan 2 juta. Kemarin dari produksi dalam negeri saya dapet 70,000 ton," kata Wahyu.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membeberkan Indonesia akan mengimpor beras dari India sebanyak 1 juta ton.
Direktur Utama PT Asabri Wahyu Suparyono saat mengikuti Rapat Kerja Komisi VI di Jakarta, Rabu (9/5/2021). Foto: Istimewa/HO/ Antara
Rencana impor itu juga sudah disinggung saat pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, di sela-sela KTT G20 di Brasil pada Senin (18/11).
Budi menjelaskan pembahasan importasi beras antara India dengan Indonesia ini merupakan kelanjutan pembicaraan sebelumnya.
“Jadi kan memang kan waktu itu ada tambahan 1 juta ya. Waktu itu juga kita coba dengan India atau dengan negara lain, pada prosesnya siapa aja yang kalau dia memang bisa jadi supplier kita, enggak masalah yang penting harganya kompetitif,” kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).
ADVERTISEMENT
Budi mengatakan pemerintah India sebelumnya menyepakati akan menggelontorkan 1 juta ton beras ke Indonesia. Sehingga pemerintah Indonesia menagih janji tersebut.
“Kalau India kan memang kita waktu itu mintanya 1 juta ya. Tapi kan sekarang lagi proses G2G (Government to Government) karena kalau India B2B-nya (Business to Business) sudah oke. Ya tapi kita minta kalau bisa G2G biar lebih cepat proses pengadaan,” kata Budi.